Jakarta (ANTARA) - Istilah investasi berkelanjutan atau sustainable investing mungkin belum terlalu terdengar familiar di Indonesia.
Namun, rupanya model investasi ini erat hubungannya dengan perubahan iklim dunia.
Sustainable investing mengarahkan modal investasi ke perusahaan yang berupaya memerangi perubahan iklim, perusakan lingkungan, sambil mempromosikan tanggung jawab perusahaan.
Menurut Partner, Leader of Mckinsey Digital Labs North Asia, Dilip Mistry, sustainable investing akan semakin dilirik oleh para investor, mengingat kondisi bumi yang semakin "hangat" dari tahun ke tahun.
"Ada beberapa sektor bisnis yang erat kaitannya dengan sustainable investing. Beberapa di antaranya adalah sektor transportasi, daya (power), agrikultur atau pertanian, serta minyak dan gas," kata Mistry melalui siaran virtual, Rabu.
Sektor transportasi merupakan sektor yang paling menjanjikan bagi investor karena memiliki banyak tema investasi. Beberapa di antaranya adalah elektrifikasi, infrastruktur kendaraan listrik, hidrogen untuk transportasi, hingga penerbangan berkelanjutan melalui elektrifikasi bertarget dan jetfuels berbasis bio.
Selanjutnya adalah daya (power). Daya memiliki beberapa tema investasi termasuk dekarbonisasi catu daya melalui energi terbarukan, modernisasi dan ketahanan jaringan, serta hidrogen untuk bangunan, industri, dan energi.
"Power juga punya tema fleksibilitas dan solusi penyimpanan energi untuk sistem tenaga, penonaktifan dan konversi pembangkit termal, dan pembangkitan energi dari limbah kota dan biologis," paparnya.
Baca juga: Traveloka: Investasi kami terserap di Indonesia
Baca juga: Grab investasi Rp 3 triliun untuk startup Indonesia
Mistry melanjutkan, sektor pertanian juga memiliki prospek yang baik bagi sustainable investment, mengingat adanya pergeseran konsumen ke diet yang lebih berkelanjutan dan permintaan konsumen untuk pengelolaan lahan berkelanjutan.
Inovasi pertanian dan adaptasi untuk resiliensi dan hasil yang lebih tinggi, pengawetan tanaman dan pengurangan limbah makanan, dekarbonisasi teknologi di lahan (penangkapan, penggunaan, dan penyimpanan karbon) juga ia nilai penting.
Selanjutnya, sektor minyak dan gas meliputi elektrifikasi hulu dan hilir, peningkatan efisiensi dalam ekstraksi, transportasi, dan penyempurnaan, serta penangkapan emisi buron.
Meski demikian, Mistry menilai masih banyak sektor industri yang bisa dieksplorasi lebih jauh terkait dengan investasi berkelanjutan ini.
"Kesehatan, real estate, lembaga keuangan, industri (manufaktur, bahan kimia, material), barang-barang konsumen dan ritel, pengelolaan air dan limbah, serta teknologi, media dan telekomunikasi juga dapat dieksplor lebih jauh," pungkasnya.
Baca juga: Facebook dan Paypal jadi investor baru Gojek
Baca juga: Bobobox raih pendanaan Seri A 11,5 juta dolar AS
Baca juga: Startup mobil listrik Rivian rangkum investasi Rp18 triliun
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020