Diperlukan analisis yang lebih profesional, tetapi untuk saat ini penurunan jumlah pembelot yang masuk tampaknya dipengaruhi oleh penutupan perbatasan di negara-negara tetangga setelah wabah virus corona muncul, yang menyulitkan orang untuk bepergian
Seoul (ANTARA) - Jumlah warga Korea Utara yang menyeberang ke Korea Selatan mencapai angka terendah dalam beberapa bulan terakhir, karena pembatasan pergerakan di perbatasan akibat pandemi virus corona.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan pada Rabu menyatakan bahwa sejak April hingga Juni tahun ini, hanya 12 pembelot Korea Utara tiba di Korea Selatan, dibandingkan dengan 320 orang pada periode yang sama tahun lalu.
Jumlah itu adalah yang terendah sejak 2003, ketika kementerian mulai mencatat kedatangan pembelot pada kuartal tersebut, menurut laporan kantor berita Yonhap.
Juru bicara kementerian Yoh Sang-key mengatakan penurunan tajam kedatangan pembelot terutama karena negara-negara yang berbatasan dengan Korea Utara telah menutup perbatasan mereka akibat kekhawatiran virus corona.
"Diperlukan analisis yang lebih profesional, tetapi untuk saat ini penurunan jumlah pembelot yang masuk tampaknya dipengaruhi oleh penutupan perbatasan di negara-negara tetangga setelah wabah virus corona muncul, yang menyulitkan orang untuk bepergian," ujar Yoh.
Baca juga: Korut bersumpah kirim selebaran anti-Korsel
Baca juga: Korut siapkan selebaran anti-Korsel di tengah ketegangan
Hubungan antara pemerintahan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan banyak komunitas pembelot diwarnai ketegangan dalam beberapa tahun terakhir.
Setelah Korea Utara mengeluhkan pengiriman selebaran propaganda dan bantuan dari kelompok-kelompok pembelot di Selatan ke Pyongyang, pemerintah Moon menyatakan akan mengambil tindakan hukum terhadap dua kelompok pembelot.
Minggu ini polisi menanyai para pemimpin kedua kelompok pembelot, setelah menggerebek kantor mereka minggu lalu.
Pemerintah Korea Selatan juga mengatakan pihaknya berencana untuk secara signifikan memangkas dana untuk program permukiman kembali para pembelot.
Korea Utara belum melaporkan kasus yang dikonfirmasi sebagai COVID-19, tetapi negara itu memberlakukan penguncian ketat dan program karantina.
Pejabat pemerintah Amerika dan Jepang telah meragukan klaim-klaim itu, tetapi satu sumber diplomatik mengatakan bahwa apa pun kebenarannya, Pyongyang tampaknya semakin yakin bahwa situasi dapat dikendalikan.
Lalu lintas barang di perbatasan tampaknya telah meningkat dan beberapa makanan impor yang langka pernah muncul kembali di supermarket Pyongyang, kata sumber itu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Presiden Korsel serukan penyelenggaraan KTT AS-Korut sebelum pemilu
Baca juga: Korut pasang lagi pengeras suara di perbatasan Korsel
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020