Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden M Jusuf Kalla menegaskan, posisi wakil presiden bukanlah sekadar "ban serep" bagi presiden tetapi membantu menyelesaikan tugas-tugas presiden.
"Jadi menurut saya, salah kalau wapres dikatakan sebagai `ban serep`. Kalau wapres hanya sebagai `ban serep`, maka hanya menunggu saja kapan rusak, kapan pecah ban ini," kata Wapres M Jusuf Kalla saat penyerahan buku memori jabatan wapres kepada Wapres terpilih Boediono di kantor Wapres Jakarta, Senin.
Acara tersebut merupakan acara resmi pertama yang dihadiri oleh Wapres Jusuf Kalla dan Wapres terpilih Boediono.
Lebih lanjut Jusuf Kalla menjelaskan, UUD 1945 menyatakan bahwa Presiden dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh seorang Wakil Presiden.
Menurut Kalla, membantu bukan berarti menjadi pembantu. Ia mencontohkan, jika ia membantu mengambilkan minuman seseorang bukan berarti menjadi pembantu orang tersebut.
"Mungkin lebih tepat (wapres) itu sopir bantu. Jadi kalau mau belok kiri kasih tahu, eh kiri kiri. Jadi bukan ban serep," kata Kalla.
Menurut dia, justru akan salah sekali jika dikatakan wapres "ban serep", itu melanggar konstitusi.
"Presiden yang malas, tidur-tiduran, hanya gunting pita itu melanggar konstitusi. Jadi wapres harus membantu presiden," kata Jusuf Kalla.
Karena itulah, tambahnya, apa yang dilakukannya selama ini guna menjalankan amanat konstitusi untuk membantu presiden.
"Jadi jangan salah anggapan. Indonesia memiliki 230 juta penduduk dan ribuan pulau, tentu tak mungkin hanya dijalankan oleh satu orang," kata Wapres.
Dalam kesempatan itu Wapres mengharapkan seluruh karyawan juga bisa membantu tugas-tugas Wapres terpilih Boediono.
"Bahwa ada perbedaan masing-masing orang itu pasti, tetapi yang sama tentu tujuannya," kata Wapres.
Beda gaya
Sementara dalam sambutannya, Wapres terpilih Boediono mengaku mengagumi sosok Wapres Jusuf Kalla dalam bertindak efektif.
"Terima kasih saya diingatkan. Insya Allah (saya) tidak jadi `ban serep`," kata Boediono.
Menurut Boediono, selama berinteraksi dengan Wapres Jusuf Kalla, baik ketika dirinya sebagai Menteri Keuangan ataupun gubernur BI, Wapres kadang-kadang menghadirkan suasana cukup segar.
"Mungkin gaya bapak JK seperti itu. Tapi saya ditakdirkan dengan gaya lain. Nanti pun gaya ini akan dirasakan oleh karyawan dan masyarakat. Saya tak akan meniru gaya bapak JK. Kalau nanti saya tiru-tiru gaya, malah nanti aneh," katanya . (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009