Kairo (ANTARA News) - Mesir pada Ahad membantah negara itu bertanggung jawab atas penundaan penandatanganan kesepakatan perujukan Palestina, demikian laporan Internet lokal seperti dikutip Xinhua.
Hossam Zaki, juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, mengatakan Mesir tak bertanggung jawab atas penundaan penandatanganan kesepakatan Palestina sebagaimana dituduhkan oleh jurubicara HAMAS,
Zaki menekankan bahwa dokumen yang dirancang oleh Mesir tak dapat dirundingkan, dan mengatakan perundingan berlangsung selama berbulan-bulan dan membahasnya di tingkat tertinggi.
Ia menambahkan perujukan Palestina memerlukan i`tikad politik serius, dan menyeru semua pihak agar memikirkan itu secara sungguh-sungguh karena perujukan adalah untuk kepentingan rakyat Palestina.
Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS), Ahad, menyatakan gerakan tersebut mengadakan kontak dengan Mesir untuk meyerahkan reaksinya terhadap satu usul Mesir bagi pemulihan persatuan Palestina.
"HAMAS telah mempelajari dokumen Mesir dan ada kontak untuk mengatur kunjungan bagi satu delegasi dari gerakan tersebut atau untuk menemukan mekanisme guna menyampaikan surat yang telah HAMAS daftarkan mengenai usul Mesir itu," kata Sami Abu Zuhri, jurubicara HAMAS, Jumat.
Faksi Fatah, pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, musuh bebuyutan HAMAS, telah menerima baik tawaran Mesir, yang menyerukan penyelenggaraan pemilihan umum pada pertengahan 2010, setelah melakukan beberapa tindakan guna menyatukan kembali Jalur Gaza, yang dikuasai HAMAS, dengan Tepi Barat Sungai Jordan, yang diperintah Fatah.
Jumat pagi, penengah Mesir memutuskan untuk menunda penandatanganan kesepakatan persatuan Palestina antara kedua faksi yang bertikai, HAMAS dan Fatah, akibat percekcokan mengenai laporan Goldstone.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009