Makassar (ANTARA News) - Novartis, lembaga donor dunia di bidang penelitian menaungi 6000 peneliti yang tersebar di sejumlah negara, khususnya Italia, Singapura dan Indonesia.

"Hingga Agustus 2009 sudah tercatat sebanyak 6 ribu peneliti yang didanai Novartis untuk menemukan penyebab suatu penyakit dan upaya pencegahannnya," kata Head of Corporate Research dari Novartis, Paul Herrling di Makassar, Minggu.

Dia mengatakan, untuk membiayai peneliti dan sarana penelitiannya, sedikitnya dikucurkan dana sebanyak dua triliun dolar AS per tahun.

Menurut dia, untuk membantu mengatasi kekurangan kebutuhan medis melalui pemanfaatan pengetahuan ilmiah, Novartis fokus mengembangkan empat lembaga penelitian yakni The Novartis insitute for Tropical Diseases (NITD) berbasis di Singapura.

Sedang tiga lembaga lainnya adalah The Geonomics Institute of the Novartis Research Foundation (GNF) di Amerika Serikat, The Friedrich Miesher Institute of Biomedical Research (FMI) di Swiss dan The Norvartis Vaccines Institute for Global Health (NVGH) di Siena, Italia.

"Khusus di Indonesia, lembaga donor ini mendanai dua lembaga penelitian yakni Eijkman Institute for Molecular Biology di Jakarta dan gabungan tiga lembaga yakni Novartis-Eijkman-Hasanuddin Clinical Research Initiative (NEHCRI) di Makassar," katanya.

Lebih jauh dia menjelaskan, untuk biaya penelitian yang dilakukan para peneliti lokal dan peneliti dari mancanegara pada lembaga penelitian yang berada di kawasan kampus Universitas Hasanuddin ini, Novartis mengeluarkan dana rata-rata 800 ribu dolar AS per tahun sejak 2007.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Prof Irawan Yusuf yang juga peneliti NEHCRI mengatakan, sejak dua tahun terakhir keberadaan NEHCRI di Makassar, pengembangan penelitian virus Tuberculosis (TB) dan Dengue (demam berdarah) sudah mengalami kemajuan.

"Setidaknya kita sudah mengetahui bagaimana tipe virus itu dan kondisinya untuk mencari upaya penangannnya," katanya.

Keberadaan NECHRI sendiri, lanjutnya, sangat strategis karena tiga komponen dapat saling bersinergi yakni lembaga penelitian NECHRI, Rumah Sakit (RS) Wahidin dan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Dengan demikian, bakteri atau virus dari penyakit yang berada di RS dapat langsung diteliti di laboratorium NECHRI dan diagnosa ataupun hasil pernelitian itu dapat dibagikan sebagai bahan ajar di Fakultas Kedokteran setempat.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009