Mamuju (ANTARA News) - Jelang pelantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, puluhan jemaat Kristen di Kabupaten Mamuju, Sulbar menggelar do`a bersama untuk keselamatan bangsa Indonesia lima tahun kedepan.
Do`a yang dipimpin Pendeta, Markus Losa Parombeng, M.Div, di Mamuju, Minggu, mengatakan, do`a yang dilakukan ini semata-mata untuk mendoakan para pemimpin baik bupati, gubernur maupun presiden terpilih, H. Susilo Bambang Yudhoyono dan wakil Presiden Boediono yang akan dilantik pada 20 Oktober nanti.
"Kami berdoa, agar pemimpin di negeri kita mendapat perlindungan dan dijauhi dari segala malapetaka," kata dia.
Markus mengatakan, masih segar dalam ingatan atas terjadinya musibah bencana gempa yang terjadi di Sumatera Barat (Sumbar) yang menimbulkan ribuan korban jiwa berjatuhan serta mengakibatkan hancurnya infrastruktur perkantoran, rumah ibadah maupun rumah penduduk.
"Atas musibah itu kami atas nama Gereja Bethel Indonesia (GBI) Mamuju, turut berbelasungkawa atas musibah tersebut, semoga keluarga yang ditinggalkan tetap tabah menghadapi cobaan dari Tuhan Yang Maha Esa," ujarnya.
Ia menuturkan, do`a yang digelar ini juga ditujukan kepada seluruh masyarakat Sumbar agar tabah menghadapi atas musibah tersebut.
Selain itu, kata dia, do`a yang dilaksanakan bersama ratusan jemaat Kristen tersebut, untuk meminta petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa, agar pemimpin bangsa lima tahun kedepan, diberikan kemuliaan Tuhan agar dalam memimpin negeri ini masyarakat bertambah sejahtera dan terhindar dari segala malapetaka.
Markus yang juga anggota DPRD Mamuju ini mengatakan, do`a keliling yang diikuti ratusan jemaat ini degan membawa bendera merah putih dengan kostum merah putih bermakna agar negeri yang memiliki keanekaragaman baik budaya, ras maupun agama kembali bangkit menjadi salah satu bangsa yang besar dan bermartabat.
"Kami berdo`a sambil mengelilingi kota Mamuju ini sebagai simbol akan kerinduan kami kepada Tuhan agar pemimpin bagsa kami diberi kemuliaan agar selamat di dunia hingga pada hari akhir nanti," pungkas Markus. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009