Medan (ANTARA News) - Pelestarian batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia tidak hanya menjadi tanggungjawab pegawai negeri sipil (PNS) maupun pelajar di negeri ini, melalnkan juga komponen masyarakat.

"Untuk itu masyarakat dalam kegiatan sehari-harinya perlu mengenakan seragam batik " kata Sosiolog Universitas Sumatera Utara, Prof Dr Badaruddin, MA di Medan, Minggu.

Batik yang dihasilkan Indonesia ini sudah mendapat pengakuan dari Unesco, dan produk bangsa ini harus tetap dilestarikan dan jangan sampai hilang.

Unesco adalah Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang juga bertugas menanggani masalah Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan.

Badaruddin mengatakan, perlunya peranan masyarakat untuk mempromosikan batik. karena warga memiliki akses dan jangkauan yang lebih luas, baik di dalam maupun di luar negeri.

Selain itu, masyarakat lebih berkesempatan untuk memperkenalkan atau menjual hasil karya bangsa Indonesia.

Bahkan, sosialisasi pemakaian batik yang dilakukan warga lebih "jitu" atau lihai bila ketimbang yang diterapkan PNS dan pelajar.

Bukankah, sebahagian dari warga itu adalah banyak yang menjadi pengusaha sukses di negeri ini.

"Jadi wajar masyarakat tersebut dilibatkan pemerintah dalam mengembangkan bisnis batik.Bisnis batik yang menjanjikan itu juga akan mampu meningkatkan pendapatan rakyat," kata Badaruddin yang juga Gurubesar FISIP USU.

Lebih jauh ia menjelaskan, pengenalan batik ini harus dilakukan secara serius dan berkesinambungan, sehingga negara luar dapat mengetahuinya.

Dengan demikian tidak ada diterima laporan, bahwa batik hasil karya putra-putri terbaik bangsa Indonesia ini "dicaplok" negara asing.

Apalagi, batik Indonesia ini sudah mendapat pengakuan secara resmi dan memiliki sertifikat dari Unesco. "Siapa yang berani menyabot atau memalsukan batik hasil produk bangsa Indonesia ini,"ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009