"Secara konsolidasi grup RS BUMN diestimasikan memiliki pendapatan usaha hingga mencapai Rp4,5 triliun dan total aset mendekati Rp5 triliun," kata Erick di Jakarta, Selasa.
Erick menambahkan, penggabungan RS BUMN akan menerapkan standarisasi kualitas dan operasional layanan di jaringan rumah sakit anggota holding seluruh Indonesia, dan hal itu identik dengan peningkatan pelayanan dan sekaligus meningkatkan keahlian para expert.
Baca juga: Pertamedika IHC ambil alih saham bersyarat RS BUMN
"Artinya kita mendorong Rumah Sakit milik bangsa Indonesia meraih kepercayaan masyarakat Indonesia untuk memilih berobat di RS negeri sendiri, dibanding ke luar negeri," katanya.
Hari ini, (Selasa, 30/1), PT Pertamina Bina Medika IHC melakukan penandatanganan perjanjian pengambilalihan saham bersyarat dengan tujuh BUMN pemilik rumah sakit menandai proses pembentukan holding RS BUMN.
Direktur Utama Pertamedika IHC, Fathema Djan Rahmat mengatakan bahwa konsolidasi rumah sakit milik BUMN merupakan sinergi untuk membangun fondasi yang kuat dalam holding RS.
"Kami berkomitmen menyelesaikan fase selanjutnya dalam waktu dekat ini, sehingga nanti Indonesia Healthcare Corporation akan menjadi rumah sakit jaringan terbesar di Indonesia," katanya.
Ia menambahkan "value of synergy & value of creation" yang tercipta dalam proses konsolidasi ini akan menciptakan peluang besar pertumbuhan dan pemulihan ekonomi dari healthcare industry sector.
Baca juga: Kemampuan RS BUMN lakukan tes PCR COVID mudahkan prediksi normal baru
Sejauh ini, lanjut dia, dipetakan beberapa strategi untuk pengembangan grup IHC kedepannya terkait peningkatan pelayanan, operasional, inovasi teknologi dan keseluruhan value chain.
Ia mengemukakan, beberapa inisitatif untuk mendukung strategi itu antara lain meningkatkan efisiensi untuk pengadaan obat dan alat kesehatan, digitalisasi, pengembangan laboratorium dan klinik klinik.
Penandatanganan perjanjian pengambilalihan saham bersyarat antara PT Pertamina Bina Medika IHC dengan tujuh BUMN pemilik tujuh PT Rumah Sakit BUMN, yakni PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebagai pemegang saham PT Krakatau Medika.
Kemudian, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) sebagai pemegang saham PT Rumah Sakit Pelabuhan, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) sebagai pemegang saham PT Pelindo Husada Citra, PT Perkebunan Nusantara X sebagai pemegang saham PT Nusantara Medika Utama.
PT Perkebunan Nusantara XI sebagai pemegang saham PT Nusantara Sebelas Medika, PT Perkebunan Nusantara XII sebagai pemegang saham PT Rolas Nusantara Medika, dan PT Timah Tbk sebagai pemegang saham PT Rumah Sakit Bakti Timah.
Jumlah rumah sakit yang akan dikelola dalam grup IHC ini akan meningkat dari sebelumnya 14 RS menjadi 35 RS dan akan terus bertambah setelah selesainya implementasi roadmap Holding RS BUMN.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020