Kairo (ANTARA News/AFP) - FIFA akan menyelidiki Diego Maradona setelah pelatih Argentina itu mengeluarkan kata-kata kotor usai mengantar timnya lolos kualifikasi Piala Dunia 2010.

"Kami tidak punya pilihan lain kecuali melakukan investigasi terhadap pelatih Argentina itu," kata ketua FIFA Sepp Blatter di Kairo, Sabtu.

Maradona membungkam para pengkritiknya setelah Argentina menang 1-0 atas Uruguay Rabu lalu. Dengan kemenangan, juara dunia dua kali ini lolos ke Afrika Selatan.

Maradona (48), ikon sepak bola Argentina setelah memimpin tim nasional meraih Piala Dunia 1986, menikmati masa bulan madu awal tugasnya sebagai pelatih, namun sempat dipermalukan ketika timnya kalah 1-6 dari Bolivia, sementara hubungannya dengan media belum juga membaik.

Tiga kekalahan berikutnya -- dari Ekuador, Brazil dan Paraguay -- sempat membuat posisi Argentina terancam tersingkir untuk pertama kalinya sejak 1970.

Ucapan yang dinilai melecehkan wanita itu keluar usai pertandingan melawan Uruguay itu kepada para jurnalis.

Kemudian Jumat, Maradona menyampaikan permintaan maaf kepada kaum perempuan di seluruh dunia, namun menolak untuk meminta maaf kepada wartawan.

"Saya minta maaf kepada kaum wanita, kepada ibu saya, kepada para wanita Argentina, kepada wanita Uruguay dan wanita di seluruh dunia. Tapi hanya kepada mereka, bukan lainnya," kata Maradona kepada televisi TyC.

Blatter, yang berada di Kairo untuk menyaksikan final Piala Dunia U-20, mengingatkan bahwa Maradona melanggar peraturan FIFA dan bisa kena denda hingga 29.400 dolar, dan atau skorsing.

Sebelumnya Maradona Kamis malam lalu mengatakan di Buenos Aires bahwa ia tidak berniat minta maaf karena ucapannya.

"Saya tidak harus minta maaf. Semua terjadi begitu saja sebagai reaksi terhadap orang-orang yang berkata keras terhadap saya," katanya kepada Raion Continental.

"Saya tidak akan berbalik arah. Semua orang tahu apa yang telah diucpkan. Menurut saya banyak jurnalis yang ingin tim nasional tidak lolos Piala Dunia. Bagi saya, itu sikap anti-Argentina dan sesuai yang tidak dapat saya maafkan," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009