Ganjar Pranowo: Risiko tinggi saat ini, konsentrasi di Kota Semarang, Demak, dan Jepara,

Semarang (ANTARA) - Gubernur Ganjar Pranowo menyampaikan progres penanganan COVID-19 di Provinsi Jawa Tengah kepada Presiden Joko Widodo di gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Selasa.


Ganjar terlebih dulu menyampaikan data kasus COVID-19 di Jateng yang sampai sekarang, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) 50.588 kasus, dalam pemantauan 3.922 orang, dan selesai pemantauan 46.666 orang, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) 8.683 orang, pasien dirawat masih 955 orang, pasien sembuh 6.536 orang, dengan pasien meninggal 1.192 orang.

Kemudian, positif COVID-19 sebanyak 3.996 kasus, pasien dirawat 1.818 orang, dan pasien sembuh1.856 orang, serta pasien meninggal 322 orang.

Ganjar juga memperlihatkan peta epidemiologi COVID-19 di Jateng dan dari peta tampak beberapa daerah yang sebelumnya merah, kini beranjak ke oranye dan kuning.

Baca juga: Ganjar minta kepala daerah se-Jateng tingkatkan cek massal COVID-19

Risiko tinggi saat ini, kata Ganjar, konsentrasi di Kota Semarang, Demak, dan Jepara, meskipun pihaknya tidak bisa melepaskan dari area Semarang Raya seperti Kota Semarang, Kendal, Demak, Kabupaten Semarang, dan Salatiga.


"Maka sekarang kita lagi membantu kawan-kawan bupati, wali kota yang hari ini juga hadir dalam 'video conference'. Mereka, pasukan di depan yang kita minta untuk mengamankan daerah masing-masing," kata Ganjar.

Pemprov Jateng juga tengah melakukan analisis dari pasien positif COVID-19 yang tercatat ada penambahan kasus yang banyak terjadi di minggu ke-26 sebanyak 922 kasus.

Hal itu terjadi karena Kota Semarang aktif melakukan pemeriksaan PCR dan itu sudah melebihi dari target dengan klaster yang paling menonjol ada dari ASN, pegawai PLTU dan pasar tradisional.

Baca juga: Gubernur Jawa Tengah inspeksi penerapan protokol kesehatan di pasar

"Ini yang sekarang langsung kita isolasi semuanya. Ada pegawai PLTU, pasar tradisional di Kota Semarang, panti lansia, dan polres yang ada di Rembang. Kami sudah koordinasi dengan Polda untuk kita lakukan satu isolasi di sana. Lalu ada tenaga kesehatan dan pegawai PLTU yang ada di Jepara," ujarnya.

Selanjutnya, kata Ganjar, pihaknya juga terus melakukan komunikasi dan tes kepada mereka yang berasal dari klaster Gowa, dan Temboro, termasuk melakukan analisa dari banyaknya pasien meninggal, dunia dan ternyata rata-rata memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes, ginjal kronis, gagal jantung, jantung koroner, asma, stroke, dan lainnya.

Ganjar juga membeberkan tren harian pemeriksaan PCR di Jateng hingga 29 Juni 2020 seluruh spesimen ada 2.366 dan saat ini trennya menunjukkan grafik menurun.
Terkait kesiapan laboratorium, pihaknya telah mendesak agar mereka bisa menyelesaikan dalam waktu dua hari.

Baca juga: Presiden kembali kunjungi daerah untuk cek penanganan COVID-19

"Maka kalau mereka membutuhkan pegawai tambahan, kita tambahi, Pak. Per besok pagi kita selesai melatih untuk rekrutmen para petugas untuk membantu lab-lab ini," katanya.

Untuk gambaran perkembangan angka reproduksi di 35 kota dan kabupaten di Jateng per 26 Juni 2020 menunjukkan hal yang dinamis, bahkan dalam dua minggu terakhir ada 11 kabupaten dan kota dengan angka Rt di atas 1 dan hal itu juga sangat bergantung daerah dalam melaksanakan "contact tracing" serta pemeriksaan PCR.

Ganjar berharap bantuan mobil dari Gugus Tugas Penanganan COVID-19 pusat akan bisa dimanfaatkan ke titik-titik kota dan kabupaten agar bisa membantu penanganan bisa lebih cepat, meskipun pihaknya juga telah menyediakan rumah sakit, dan tempat isolasi yang memadai.

Langkah penanganan selanjutnya, adalah membentuk korwil di enam eks keresidenan di Jawa Tengah dengan tujuan antara lain, mendorong penemuan kasus di kabupaten dan kota dengan metode "contact tracing", "screening", swab, dan pengiriman spesimen secara masif.

Baca juga: Puluhan tempat hiburan dan wisata di Semarang ajukan izin buka kembali

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020