Apa yang di-'statement'-kan Bapak Jokowi tentang negara Republik Indonesia, kita memang dalam keadaan krisis. Sangat krisis. Bukan hanya Indonesia yang merasakan krisis, tapi dunia pun merasakan
Jakarta (ANTARA) - Hasnaeni, sosok yang akrab berjuluk "Wanita Emas" menilai sebagai sebuah kewajaran jika Presiden Joko Widodo menegur keras para menterinya yang dinilainya masih bekerja biasa-biasa saja dalam mengatasi krisis dampak pandemik COVID-19.
"Apa yang di-'statement'-kan Bapak Jokowi tentang negara Republik Indonesia, kita memang dalam keadaan krisis. Sangat krisis. Bukan hanya Indonesia yang merasakan krisis, tapi dunia pun merasakan," kata Hasnaeni, dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, kondisi negara saat ini tengah krisis akibat wabah Corona sehingga para pemimpin atau pihak terkait harus bekerja ekstra menanggulangi keadaan tersebut.
Baca juga: Wanita Emas kecewa diabaikan petinggi Partai Demokrat
Oleh karena itu, kata dia, tidak salah jika Jokowi menilai para bawahannya itu belum menjalankan tugasnya secara optimal dalam mengatasi pandemik COVID-19.
Jika memang diperlukan "reshuffle" kabinet, pemilik nama lengkap Mischa Hasnaeni Moein itu mendukung agar penanganan wabah dan dampak COVID-19 bisa berjalan maksimal.
"Jadi saran dan masukan saya, pilihlah pemimpin dan menteri yang siap pakai dan siap kerja. Yang bisa 'berlari', bukan hanya bisa 'jalan sambil berlari'. Karena Bapak Presiden sudah siap pasang badan untuk rakyat Indonesia," tuturnya.
Lebih lanjut, Hasnaeni mengatakan kemarahan Jokowi dalam pidato tersebut juga menunjukkan keberpihakannya kepada rakyat.
"Itu betul-betul Bapak Presiden berpihak kepada rakyat Indonesia," ujar Hasnaeni yang tengah merintis Partai Era Masyarakat Sejahtera (Emas) itu.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memperingatkan para menteri Kabinet Indonesia Maju yang masih bekerja biasa-biasa saja saat pandemik COVID-19 untuk mengubah cara kerjanya.
Baca juga: Bros emas dari Paris hiasi penampilan "Wanita Emas"
"Perasaan ini harus sama. Kita harus mengerti ini. Jangan biasa-biasa saja, jangan linear, jangan menganggap ini normal. Bahaya sekali kita, saya lihat masih banyak kita yang menganggap ini normal," kata Presiden Joko Widodo saat menyampaikan arahan dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara pada 18 Juni 2020.
Video arahan Presiden Jokowi tersebut baru dikeluarkan oleh Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden pada "channel" YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6) lalu.
Dalam arahan tersebut, Presiden Jokowi bahkan membuka opsi "reshuffle" menteri atau pembubaran lembaga yang masih bekerja biasa-biasa saja.
"Bisa saja, membubarkan lembaga, bisa saja 'reshuffle'. Sudah kepikiran ke mana-mana saya, entah buat perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang) yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, kalau bapak ibu tidak merasakan itu sudah," tutur Presiden Jokowi sambil mengangkat kedua tangannya.
Baca juga: Wanita Emas dan Yusril bahas pembangunan Jakarta
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020