Medan (ANTARA News) - Ratusan warga korban gempa di Dusun Dama Bintang, Desa Koto Bangko, Kecamatan Sungai Geringging, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar masih memerlukan bantuan makanan dari pemerintah.
"Warga di desa itu masih kekurangan makanan, karena daerah tersebut sulit dijangkau oleh kenderaan berupa mobil," kata Arman Tanjung (45) warga Pariaman di Medan, Jumat.
Arman yang merupakan warga Desa Koto Bangko, saat ini sedang berada di rumah familinya di Medan.
Menurut dia, daerah tersebut benar-benar memprihatinkan dan warga korban banjir itu tidak bisa berbuat apa-apa, selain hanya mengharapkan bantuan beras, supermi dan lainnya dari pemerintah.
Bahkan, katanya, warga di desa itu, saat ini hanya bisa berdiam diri di lokasi reruntuhan rumah mereka yang seluruhnya hancur dan rata dengan tanah.
Warga yang tinggal di dalam tenda itu hanya bisa makan supermi yang dimasak secara bersama-sama.
"Masyarakat di daerah itu kelihatan semakin lemah karena kurang makan dan sulit untuk mendapatkan air bersih," katanya.
Sementara itu warga di Nagari Balah Air, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Padang Pariaman Ema (40) mengatakan hingga hari ke-16 pascagempa dahsyat itu masyarakat di nagarinya (setingkat desa/kelurahan) belum menerima bantuan apapun dari pemerintah setempat.
"Jangankan tenda bahan makanan pun tidak sampai ke nagari kami," katanya mengeluh.
Menurut Ema, satu-satunya bantuan yang pernah ia terima datang kari kader PKS Padang Sidempuan, Sumut. Bantuan tersebut berupa mie instan plus telor, minyak goreng, dan beras.
Kebetulan kader PKS Padang Sidempuan itu, Awaluddin, adalah putra nagari tersebut yang terenyuh melihat masyarakat di kampung halamannya menderita.
"Delapan puluh persen rumah di desa tersebut roboh dan masyarakatnya sangat menderita. Mereka butuh makanan, namun belum bantuan dari pemerintah," kata Awaluddin, yang juga dosen di Padang Sidempuan kepada ANTARA.
Sementara itu, warga di Desa Sungai Rambah Kecamatan Sungai Limau yang juga terkena gempa tersebut, mendapatkan bantuan makanan dari pemerintah cukup dan tidak ada masalah.
"Makanan yang diberikan pada masyarakat Sungai Rambah cukup," kata Arman yang mengaku istrinya adalah warga Desa Koto Bangko.
Desa Koto Bangko yang berada di daerah perbukitan itu hanya berjarak lebih kurang 10 km dari desa Sungai Rambah.
Gempa berkekuatan 7,9 skala Richter (SR) yang melanda Sumbar, Rabu (30/9) pukul 17.16 WIB menghancurkan ratusan ribu bangunan baik rumah penduduk maupun kantor instansi pemerintah dan swasta, menewaskan 1.117 penduduk.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009