Ambon (ANTARA News) - Gempa bumi tektonik berkekuatan 5,5 pada scala richter kembali mengguncang kawasan Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Maluku pada Jumat petang pukul 18:07:40 WIT, namun tidak menimbulkan kerusakan bangunan.

Kepala Seksi Data dan Informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ambon, Irfan Slamet di Ambon, mengatakan, pusat lokasi gempa terdapat di posisi 7,8 Lintang Selatan - 129,53 Bujur Timur atau sekitar 200 Km arah barat Kota Saumlaki dan 14 Km arah barat Pulau-Pulau Babar.

"Kedalaman gempa 10 Km dibawah permukaan laut, tapi tidak berpotensi menimbulkan gelombang pasang karena letaknya di tengah laut dan jauh dari pulau-pulau sekitar yang dihuni penduduk.

Selama bulan Agustus hingga pertengahan Oktober 2009, aktivitas pergeseran lempengan kerak bumi di kawasan Laut Banda dan Kabupaten Maluku Tnggara Barat mengakibatkan kawasan itu diguncang gempa bumi lebih dari lima kali.

Gempa tektonik berkekuatan 5,8 pada Scalla Rechter mengguncang bagian tenggara Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah pada Jumat siang pukul 16:07:32 WIT.

Lokasi gempa terletak pada garis 6,08 Lintang Selatan - 130.88 Bujur Timur dan posisinya sekitar 205 Km arah Tenggar Banda dan 210 km Barat Daya Kota Tual atau 404 km Barat Laut Saumlaki, Kepulauan Yamdena di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB).

Sedangkan pusat gempa terjadi pada kedalaman 113 km di bawah laut tapi tidak menimbulkan gelombang pasang atau tsunami, jadi masyarakat tidak perlu khawatir.

Gempa serupa berkekuatan 5,1 SR juga terjadi pada hari Sabtu dinihari (22/8) pukul 02:52 WIT pada posisi 7,54 Lintang Selatan - 128 bujur Timur dengan kedalaman 128 km.

Menurut Max Betoke, salah satu warga Saumlaki yang dikonfirmasi dari Ambon mengatakan, aktivitas warga di daerah itu berjalan normal dan tidak merasakan adanya guncangan gempa bumi.

"Pekan lalu juga terjadi gempa tektonik di kawasan ini berkekuatan 5,3 SR tapi guncangannya tidak terasa karena pusat gempanya jauh dari pulau Yamdena dan tidak ada gejolak pada air laut," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009