...gerakan satu hari ini tampak mengesankan...
New York (ANTARA) - Wall Street menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), dengan Indeks S&P 500 siap meraih kenaikan persentase kuartalan terbesar sejak 1998 karena investor berharap untuk rebound ekonomi yang didukung stimulus, sementara lonjakan saham Boeing membantu meningkatkan blue- chips Dow Jones.
Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 580,25 poin atau 2,32 persen, menjadi ditutup pada 25.595,80 poin. Indeks S&P 500 bertambah 44,19 poin atau 1,47 persen, menjadi berakhir di 3.053,24 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup terangkat 116,93 poin atau 1,20 persen, menjadi 9.874,15 poin.
Saham produsen pesawat Boeing melonjak lebih dari 14 persen setelah 737 MAX lepas landas pada Senin (29/6/2020) dari bandara daerah Seattle pada hari pertama pengujian penerbangan sertifikasi bersama Badan Penerbangan Federal AS (FAA) dan pilot uji perusahaan, momen penting dalam krisis terburuk Boeing.
Baca juga: Dolar hanya sedikit menguat, pasar masih khawatir kasus baru Corona AS
Semua 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih tinggi dengan industri dan material masing-masing naik 2,36 persen dan 2,03 persen, melampaui sektor lainnya.
Lonjakan infeksi virus di negara-negara bagian Selatan dan Barat pekan lalu mengirim Indeks S&P 500 turun hampir tiga persen, tetapi ancaman resesi yang lebih dalam dari yang ditakuti telah menyebabkan investor mengharapkan langkah stimulus lebih banyak dari Federal Reserve (Fed) atau Kongres.
Tetapi sengatan dari meningkatnya infeksi ditumpulkan oleh penilaian terhadap obat antivirus remdesivir, yang telah terbukti mengubah arah program COVID-19, oleh Gilead Sciences. Perusahaan juga setuju untuk mengirim hampir semua pasokan obatnya ke Amerika Serikat selama tiga bulan ke depan.
Baca juga: Harga emas naik 0,9 dolar, investor tetap khawatir naiknya COVID-19
Sementara Indeks S&P 500 naik lebih dari 17 persen untuk kuartal tersebut, indeks turun sedikit untuk bulan ini, karena saham telah diterpa oleh tanda-tanda kemajuan dalam memerangi Virus Corona dan kebangkitan baru-baru ini dalam beberapa kasus.
"Untuk semua kenaikan, untuk semua penurunan, volatilitas tidak terjadi di mana saja," kata Ahli Strategi Investasi Baird, Willie Delwiche, di Milwaukee. "Mungkin itu pelajaran Juni, gerakan satu hari ini tampak mengesankan tetapi dari deretan 20 dari mereka bersama-sama Anda tidak mendapatkan apa-apa."
Baca juga: Harga minyak naik, namun dibayangi kenaikan kasus baru Corona di AS
Data pada Senin (29/6/2020) menunjukkan kontrak untuk membeli rumah yang sebelumnya dimiliki atau rumah bekas rebound pada rekor paling tinggi pada Mei, menunjukkan pasar perumahan mulai berbalik. Akhir minggu ini, investor akan fokus pada data ketenagakerjaan dan kepercayaan konsumen.
Namun Wall Street mencari lebih banyak langkah-langkah stimulus untuk menopang perekonomian. Analis di Morgan Stanley mengatakan suntikan uang tunai lebih lanjut sangat penting ke bank-bank untuk tesis pemulihan ekonomi AS yang berbentuk "V".
The BlackRock Investment Institute menurunkan peringkat ekuitas AS menjadi "netral," mengutip risiko memudarnya stimulus fiskal, epidemi yang meluas serta ketegangan perdagangan AS-China yang baru.
Baca juga: Saham Inggris menguat 3 hari beruntun, Indeks FTSE 100 naik 66,47 poin
Baca juga: Saham Prancis "rebound," Indeks CAC 40 naik 0,73 persen
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020