"Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) merupakan universitas favorit bagi siswa/mahasiswa Indonesia, bahkan tahun ini saja tercatat 800 siswa/mahasiswa Indonesia yang kuliah di UKM, tapi umumnya master (S2) dan doktoral (S3)," katanya di Surabaya, Jumat.
Setelah melakukan kunjungan ke Universitas Airlangga (Unair) Surabaya bersama Wakil Rektor UKM Prof Dr Datuk Mohammad Abdul Razak, ia mengatakan, siswa/mahasiswa Malaysia yang saat ini kuliah di Unair tercatat 178 orang.
"Kalau siswa/mahasiswa Malaysia yang kuliah di Jatim tercatat 300-an orang yakni 179 orang belajar di Unair dan sisanya di Malang. Kalau se-Indonesia ada 6.000-an siswa/mahasiswa Malaysia yang sedang studi di sini," katanya.
Menurut dia, meski ada ketegangan antara Indonesia dengan Malaysia, tetapi hal itu tampaknya tidak berpengaruh dalam hubungan pendidikan antara kedua negara serumpun itu, bahkan ibarat berkenalan dengan gadis, pendekatan sudah semakin mengalami kemajuan.
"Jadi, ketegangan dalam isu-isu tertentu tidak mempengaruhi hubungan dalam dunia pendidikan, bahkan tidak ada larangan siswa/mahasiswa Malaysia untuk belajar ke Indonesia. Kalau ada beberapa universitas yang menghentikan penerimaan siswa/mahasiswa Malaysia itu bukan akibat ketegangan itu, melainkan ada masalah lain, seperti Unair yang ingin membuka Kelas Internasional untuk mahasiswa asing dari banyak negara," katanya.
Ke depan, katanya, tidak menutup kemungkinan akan ada pakar budaya dan politik Indonesia di Malaysia dan sebaliknya akan banyak pula pakar budaya dan politik Malaysia di Indonesia.
"Dulu, Australia menjadi tujuan utama dari siswa/mahasiswa Indonesia, tetapi perbedaan jarak, bahasa, tradisi, dan rumitnya urusan visa akhirnya membuat mereka melirik Malaysia dan Singapura," katanya.
Ia menambahkan Indonesia dan Malaysia sebenarnya tidak perlu membiarkan perbedaan yang ada, tetapi justru mempererat persamaan yang ada, karena Indonesia-Malaysia adalah bangsa serumpun dan kerja sama antara keduanya akan berdampak pada kemajuan ASEAN. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009