Ngawi (ANTARA News) - Bus Sumber Kencono jurusan Surabaya-Yogyakarta bernomor polisi W 7315 UY terguling akibat ban sebelah kiri depan pecah di Desa Banjarejo, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jatim, Kamis sore.
Kecelakaan tunggal tersebut mengakibatkan, kernet bus, Imam (25) warga Jombang, tewas seketika di tempat kejadian karena terhimpit badan bus dengan tanah. Posisi korban yang sulit, membuat evakuasi terhadap korban baru selesai dilakukan pada pukul 21.30 WIB tadi.
"Selain satu korban tewas, bus yang terguling ini juga membuat satu penumpang, Deni (33) asal Sulawesi Tenggara mengalami luka serius dan dilarikan ke Rumah Sakit Widodo Ngawi untuk mendapatkan perawatan," ujar warga Desa Banjarejo, Agus, kepada wartawan di lokasi kejadian.
Menurut dia, kecelakaan terjadi saat bus Sumber Kencono yang dikemudikan oleh Hadi (42) warga Kediri, melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Surabaya menuju Sragen, Jawa Tengah. Tiba tiba, di lokasi kejadian, bus oleng akibat ban kiri depan meletus.
"Setelah oleng, bus akhirnya terguling dan masuk ke dalam hutan. Sebelumnya, sejumlah saksi sempat mendengar suara letusan ban pecah dan secara tiba-tiba bus sudah terguling dan masuk kedalam hutan," katanya.
Ia menambahkan, waktu kejadian, bus naas tersebut mengangkut sedikitnya 13 penumpang. Setelah satu penumpang luka dilarikan ke rumah sakit, sisa penumpang yang lainnya langsung melanjutkan perjalanan dengan bus Sumber Kencono berikutnya.
"Beruntung sisa penumpang yang lainnya tidak mengalami luka yang serius. Sehingga bisa langsung melanjutkan perjalanan dengan bus berikutnya," kata Agus.
Sedangkan, korban tewas, setelah berhasil dievakuasi, langsung dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Suroto Ngawi.
Petugas polisi Satuan Lalu Lintas Polres Ngawi yang berada di lokasi belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut atas kejadian ini. Pasalnya, masih berkonsentrasi pada proses evakuasi korban dan kendaraan bus.
Sementara itu, sopir bus, Hadi, telah diamankan ke Mapolres Ngawi guna dimintai keterangan lebih lanjut atas kejadian naas ini.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009