"Situasinya gawat dan sangat menyedihkan. Ini adalah darurat besar," katanya menambahkan, sebagaimana dikutip dari AFP.
Dia mengatakan, pihaknya merasa perlu untuk menjelaskan situasi tersebut kepada masyarakat Afghanistan dan Kanada, namun tidak untuk `mempermanis sesuatu, dan hal itu pasti bukan untuk membuat misi kita dipandang terbaik dari lainnya.`
"Namun, saya ... berupaya dan menempatkan itu dalam beberapa konteks seperti bahwa orang - apakah mereka percaya kami akan berada di sini atau tidak - setidaknya mereka memahami," katanya dalam wawancara 20 menit yang disiarkan Rabu.
Satu jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan 52 persen orang Kanada tak setuju pada pengiriman tentara mereka ke Afghanistan. Sebanyak 131 tentara Kanada tewas di negara itu.
Namun hanya 33 persen berpendapat bahwa mereka setuju dengan keberadaan prajurit Kanada di Afghanistan.
Vance memimpin sekitar 2.800 tentara Kanada yang bermarkas di Kandahar - yang dikenal sebagai kubu pertahanan gerilyawan Taliban.
Kanada mulai mengirim tentaranya ke negara itu mulai 2002, namun menjadwalkan akan menghentikan pada 2011, sesuai dengan batas-waktu yang ditentukan parlemen.
Seorang juru bicara Perdana Menteri Stephen Harper baru-baru ini mengatakan, bahwa beberapa tentara Kanada akan tetap tinggal di sana sampai mandat berakhir. Namun mereka hanya bertugas di bidang pembangunan dan pembangunan kembali.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009