"Kita perlu bekerja sama denga Pemerintah (Indonesia, red) untuk segera menyelesaikan masalah tempat penampungan sementara ini --karena musim hujan sudah di depan mata, yaitu segera menyediakan penampungan dengan daya tahan yang lebih baik," kata Wakil Sekjen PBB Urusan Kemanusiaan, John Holmes, seperti yang dilaporkan Markas Besar PBB, New York, Rabu.
Holmes sendiri saat ini sedang berada di Indonesia dan mengunjungi kawasan Sumatera Barat.
Pada Rabu waktu setempat ia terbang dengan helikopter memantau daerah-daerah pedesaan di Sumbar yang terkena dampak gempa bumi pada bulan lalu.
Helikopter yang membawa Holmes juga terbang di atas lembah-lembah yang rusak oleh longsor akibat gempa.
Wakil Sekjen PBB Ban Ki-moon itu mencatat bahwa gempa bumi di Sumatera Barat menewaskan lebih dari 700 orang dan menyebabkan 2.200 lainnya luka-luka. Sekitar 300 orang juga dilaporkan hilang dalam bencana tersebut.
Selama berada di Sumbar, Holmes bertemu dengan satu kelompok masyarakat yang kehilangan 130 anggotanya.
Masih banyak jenazah yang belum ditemukan sementara para anggota masyarakat yang selamat dari bencana itu masih berada dalam ketakutan dan kebingungan soal bagaimana mereka bisa membangun kembali kehidupan mereka.
Menurut penilaian awal yang dicatat PBB terutama di kota Padang dan kabupateng Padang Pariaman, gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter yang mengguncang Sumbar pada 30 September 2009 itu telah membuat kerusakan parah terhadap gedung-gedung rumah sakit, sekolah, infrastruktur serta 135.000 rumah.
"Orang-orang bingung bagaimana harus membangun kembali rumah-rumah mereka, tapi yang juga menjadi masalah adalah apakah banyak orang yang harus dipindahkan dari tempat-tempat penampungan yang menghadapi resiko terjadinya longsor, " kata Holmes.
Dalam kunjungannya di wilayah tersebut, Holmes telah bertemu dengan gubernur Sumatera Barat, direktur Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB), serta para perwakilan badan-badan kemanusiaan internasional yang saat ini berada di lapangan dan berkoordinasi dengan Pemerintah Indonesia untuk menangani para korban pasca bencana.
Pekan lalu, masyarakat internasional meluncurkan Rencana Tanggap Kemanusiaan senilai 38 juta dolar untuk mendanai 74 proyek bantuan penanganan para korban gempa dalam kurun waktu tiga bulan.
Perencanaan yang melibatkan 11 badan PBB, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan 18 lembaga swadaya masyarakat internasional itu dipusatkan untuk menangani di wilayah-wilayah yang paling parah mendapat dampak bencana, termasuk kota Padang dan Pariaman. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009