Kota Gaza (ANTARA News/AFP) - Serangan udara Israel terhadap terowongan penyelundup antara Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Mesir pada Rabu pagi menewaskan seorang pria Palestina berusia 23 tahun dan mencederai empat orang, kata beberapa petugas medis.

Militer Israel menyatakan, mereka melancarkan serangan terhadap dua terowongan untuk membalas serangan roket yang ditembakkan ke Israel pada Selasa malam namun tidak menjatuhkan korban atau menimbulkan kerusakan.

Serangan itu merupakan kekerasan paling akhir di perbatasan Jalur Gaza, yang relatif tenang sejak perang yang diluncurkan Israel terhadap kelompok pejuang Hamas di Gaza pada 27 Desember untuk membalas penembakan roket berakhir dengan gencatan senjata timbal-balik pada 18 Januari.

Gencatan senjata itu umumnya dipatuhi meski sejumlah pelanggaran dilakukan oleh kedua pihak, namun beberapa pekan terakhir ini terjadi kenaikan dalam penembakan roket ke Israel dan serangan Israel ke Gaza.

Sejak Israel dan Mesir menutup perbatasan Gaza untuk semuanya, kecuali kebutuhan pokok, setelah gerakan Islamis Hamas menguasai Jalur Gaza dua tahun lalu, semakin banyak barang dagangan yang melewati ratusan terowongan di sepanjang perbatasan.

Lebih dari 120 orang Palestina tewas akibat runtuhnya terowongan atau oleh operasi Israel yang ditujukan pada jaringan bawah tanah itu sejak Hamas menguasai Gaza, kata beberapa petugas medis.

Hamas menyalahkan Israel atas pelanggaran-pelanggaran gencatan senjata dan telah memperingatkan bahwa mereka akan membalas setiap serangan.

Kekerasan di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember tahun lalu.

Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.

Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza.

Militer Israel menyatakan, lebih dari 200 roket dan bom ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel sejak berakhirnya ofensif 22 hari negara Yahudi itu terhadap Hamas yang menguasai Gaza, pada Desember dan Januari.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009