Bogor (ANTARA News) - Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden terpilih periode 2009-2014 menyatakan bahwa Partai Golkar akan menjadi bagian dari koalisi besar pemerintahan mendatang baik dalam eksekutif maupun legislatif.
Dalam acara silaturahmi dengan wartawan di Puri Cikeas Indah Bogor Rabu malam, Yudhoyono menegaskan, setelah penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar di Pekan Baru, Riau, ketua umum partai terpilih Aburizal Bakrie telah menyampaikan keinginan partainya untuk menjadi bagian dari koalisi.
"Maka Ketua Umum Partai Golkar telah menyampaikan kepada saya ke depan ini ingin menjadi bagian dalam pemerintahan dan menggalang kebersamaan dalam parlemen. Dengan demikian menjadi bagian dari koalisi," tuturnya.
Agar tetap berlaku adil kepada partai politik mitra koalisi yang telah berjuang bersama sejak Pemilu Presiden 2009, Yudhoyono menjelaskan, dirinya akan membangun aturan main khusus untuk Partai Golkar yang baru saja menyatakan keinginannya untuk bergabung.
"Tentu ada bagian yang saya bangun sendiri agar bisa berlaku adil dengan partai politik yang lebih dulu bergabung," ujar Yudhoyono tanpa merinci lebih jelas aturan main yang ia bangun dengan Partai Golkar tersebut.
Dengan demikian, Yudhoyono menyebutkan, saat ini partai politik yang tergabung dalam koalisi pemerintahan mendatang baik di kabinet maupun parlemen berjumlah enam partai, Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Golkar.
Yudhoyono mengatakan ia dapat memahami jika partai politik yang lebih dulu berkoalisi dengannya keberatan dengan masuknya Partai Golkar.
Namun, lanjut dia, tidak pernah ada kesepakatan di antara partai-partai koalisi itu bahwa tidak boleh ada tambahan partai baru dalam koalisi setelah proses Pemilu selesai.
"Itu isu yang mengemuka, saya harus hati-hati menyampaikan ini jangan sampai rakyat lihatnya power sharing ini semacam dagang sapi," ujarnya.
Sejak awal, lanjut dia, memang telah ditegaskan kepada partai koalisi baik yang memiliki kursi di DPR atau tidak untuk tetap berjuang bersama-sama baik dalam unsur pemerintahan maupun pos-pos lain seperti duta besar.
Terhadap partai politik lain seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Gerindra, maupun Hanura yang sampai saat ini tidak memilih berkoalisi, Yudhoyono menyampaikan penghargaannya.
Demikian juga terhadap partai politik yang sampai saat ini tidak menentukan sikap apakah berkoalisi maupun beroposisi dengan pemerintah.
"Saya menghormati keputusan kalau PDIP memilih tidak berkoalisi dengan pemerintah, tentu saya benar-benar hormati," ujarnya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009