Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Swiss untuk Indonesia Bernardino Regazzoni berkunjung ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta, Rabu, guna menjelaskan soal prakarsa pelarangan pembangunan menara masjid yang diajukan oleh sebagian warga negaranya.

Kepada jajaran PBNU yang menerimanya, termasuk Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, Regazzoni menjelaskan, prakarsa tersebut diajukan oleh komite independen yang mewakili berbagai partai politik dan ditandatangani oleh 113.540 orang.

Meski pengajuan prakarsa dilakukan sejak 8 Juli 2008, keputusan baru akan diambil pada 29 November mendatang melalui mekanisme voting atau pemungutan suara.

Menurut Regazzoni, pemerintah dan parlemen menentang keberadaan prakarsa tersebut, namun karena memenuhi persyaratan yang ditetapkan undang-undang setempat, yakni prakarsa akan ditindaklanjuti jika ditandatangani minimal 100 ribu orang, maka voting tetap harus dilakukan.

Pemerintah dan parlemen sendiri, lanjutnya, merekomendasikan kepada pemilik hak suara agar menentang prakarsa tersebut.

"Pemerintah Swiss percaya bahwa pelarangan pembangunan menara merupakan larangan yang tak dapat diterima bagi komunitas muslim untuk menjalankan keyakinan agamanya," katanya.

Dewan Federal dan parlemen bahkan meminta dilakukan dialog yang didasarkan pada sikap saling menghormati untuk mempromosikan saling pengertian antaragama yang berbeda dan integrasi mereka di Swiss.

Dukungan terhadap kebebasan membuat menara masjid juga datang dari masyarakat Yahudi dan Kristen yang tergabung dalam The Swiss Council of Religions (SCR) seperti dalam siaran pers yang mereka sebarluaskan pada awal September 2009. SCR menuntut adanya integrasi, bukan pengucilan bagi komunitas beragama.

SCR berpendapat prakarsa itu merupakan wujud dari kekhawatiran dan ketakutan terhadap muslim. Perbedaan pandangan yang ada saat ini harus disikapi dengan serius agar tidak mengganggu hak kebebasan beragama yang merupakan hak dasar universal.

Jumlah muslim di Swiss diperkirakan mencapai 350-400 ribu jiwa, mayoritas berasal dari Eropa Tenggara dan Turki. Mereka memiliki sekitar 150 pusat kebudayaan dan jamaah, serta sekitar 100 masjid atau tempat ibadah lainnya.

Selama ini, mayoritas dari komunitas muslim tersebut terintegrasi dengan baik dengan masyarakat Swiss lainnya. Hubungan antara muslim dan non-muslim pun berjalan dengan damai.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009