IHSG BEI pada perdagangan Rabu ditutup naik 39,73 poin (1,61 persen) menjadi 2.511,72, sedangkan indeks saham-saham unggulan (LQ45) menguat 8,074 poin atau 1,8 persen ke posisi 494,503.
"Rupiah yang terus menguat pertanda pemain (investor) asing terus masuk ke pasar (BEI), sehingga indeks terus menguat," kata Kepala Riset Financorpindo, Nusa Edwin Sebayang kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Walaupun indeks naik, lanjutnya, namun pasar menjemukan karena yang bergerak hanya saham-saham big cap (kapitalisasi besar), sedangkan saham second liner hanya begitu-begitu saja (tidak terlalu bergerak).
Selain itu, ia menambahkan, menguatnya kembali harga minyak dunia juga telah mendorong Indeks BEI.
"Naiknya komoditas logam dan CPO telah mendorong saham-saham berbasis komoditas juga mengalami penguatan," katanya.
Ia mengatakan, penguatan bursa AS Wall Street yang dilanjutkan bursa di kawasan Asia menjadi faktor pendorong indeks BEI.
Sementara itu pada beberapa bursa kawasan Asia ditutup bergerak variatif, seperti indeks Hang Seng menguat 419,12 menjadi 21.886, Nikkei-225 melemah 16,35 poin ke level 10.060, dan Straits Times menguat 40,08 di posisi 2.708.
Sementara itu, berdasarkan data kurs transaksi Bank Indonesia (BI), rupiah hari ini berakhir menguat di posisi Rp9.380 per dolar AS, sedangkan pada perdagangan sebelumnya, rupiah berada di level Rp9.445 per dolar AS.
Kondisi ini telah membuat saham yang naik mendominasi perdagangan di BEI sebanyak 144 dibanding yang turun hanya 59 dan 71 tidak berubah harganya.
Transaksi yang terjadi sebanyak 101.562 kali dengan jumlah saham yang berpindah tangan mencapai 3,671 miliar lembar dan nilai Rp3,788 triliun.
Saham-saham yang mendorong indeks BEI naik diantaranya PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menguat Rp650 di posisi Rp14.400, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) naik Rp700 menjadi Rp8.650 dan Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) naik Rp40 menjadi Rp880.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009