Jakarta (ANTARA News) - Pejabat Sementara (Pjs) Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan bahwa penguatan rupiah di kisaran Rp9.400 masih wajar.
"Kenaikannya wajar saja. Ya kalau dilihat-lihat dengan negara lain, mata uang negara sekitar juga menguat, jadi kita bukan yang paling tinggi apresiasinya," kata Darmin, seusai acara Penandatanganan Komitmen Bersama untuk Meluncurkan Produk "TabunganKu" dan Peluncuran Jargon Edukasi Perbankan "3P" di Jakarta, Rabu.
Pada Rabu sore, posisi rupiah kembali menguat 68 basis poin untuk berada di level Rp9.372 per dolar AS dibanding penutupan sebelumnya di level Rp9.440 per dolar.
Menurut Darmin, penguatan rupiah ini dianggap sebagai angka yang masih wajar karena mata uang rupiah negara lain juga mengalami penguatan.
Dalam hal penguatan rupiah saat ini, BI melihat berbagai faktor untuk kepentingan perekonomian, yakni eksportir dan importir yang memandang penguatan rupiah selalu berbeda.
Untuk pihak eksportir ingin kurs rupiah selalu melemah karena akan menguntungkan barang yang diekspor, sedangkan importir ingin rupiah menguat.
"Bank Indonesia mempertimbangkan semua kepentingan tersebut, yakni menjaga agar volatilitasnya tidak terlalu tajam," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009