Puluhan rumah sakit dan instalasi kesehatan setiap tahun menjadi korban banjir, badai, topan, gempa bumi dan bahaya alam lain, yang menambah parah penderitaan manusia yang memang sudah berat, demikian antara lain isi satu pernyataan PBB yang dikeluarkan pada Hari Internasional bagi Pengurangan Bencana, sebagaimana dikutip dari Xinhua-OANA.
Pernyataan tersebut, yang dikeluarkan bersama oleh Strategi Internasional PBB bagi Pengurangan Bencana (ISDR), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mitra lain, mengatakan, rumah sakit, klinik dan instalasi lain kesehatan adalah "layanan yang paling diperlukan guna menyelamatkan nyawa".
Namun semua instalasi itu, terutama di negara berkembang, seringkali rentan terhadap bencana alam karena langkah keselamatan tak terpadu di dalam rancangan, lokasi, dan pembangunannya.
Terdapat sedikitnya 90.000 rumah sakit dan instalasi kesehatan di 49 negara paling kurang maju di dunia, termasuk rumah sakit yang berkaitan dengan dampak berbahaya perubahan iklim, kata pernyataan tersebut.
Dan jajak pendapat WHO baru-baru ini memperlihatkan hanya 50 persen dari semua sektor kesehatan negara memiliki alokasi anggaran bagi pengurangan resiko dan kesiapan darurat.
"Tak ada rumah sakit baru yang boleh dibangun kecuali rumah sakit tersebut dapat menahan dampak bahaya alam," kata Margareta Wahlstrom, utusan khusus Sekretaris Jenderal PBB bagi pengurangan resiko bencana, dalam pernyataan itu.
Wahlstrom menegaskan, "Instalasi kesehatan yang ada juga mesti dinilai keselamatannya dan tindakan dilakukan guna meningkatkan keselamatannya dan tingkat kesiapan mereka."(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009