Banda Aceh, (ANTARA News) - Menteri Negara Riset dan Teknologi, Dr Kusmayanto Kadiman menyatakan, sistem komunikasi peringatan dini gempa dan tsunami yang digelar dalam simulasi tanggap bencana di Aceh berfungsi dengan baik.
"Kita semua sudah menyaksikan semua sistem yang dipersiapkan dalam simulasi tanggap bencana ini ternyata berjalan lancar dan tidak ada kendala," kata Menristek di Banda Aceh, Rabu.
Menristek yang juga ikut meninjau langsung simulasi itu mengatakan, berdasarkan tujuannya, pelaksanaan simulasi tersebut menitikberatkan pada mekanisme dan sistem kerja komunikasi peringatan dini bencana gempa dan tsunami.
Menristek mengatakan, simulasi ini juga dapat memetakan titik gempa dengan lebih akurat sehingga memudahkan penyampaian informasi peringatan dini terhadap bencana kepada masyarakat.
"Laporan BMKG juga menyebutkan titik gempa dapat tergambarkan dengan baik dan akurat," katanya.
Simulasi tanggap bencana tersebut juga dilakukan serentak di 24 negara yang tergabung dalam Indian Ocean Wave (IOWave) 2009. Negara-negara itu termasuk ke dalam negara yang terkena dampak tsunami pada 26 Desember 2004, dan berada di sekitar Samudera Hindia.
Sementara Di Provinsi Aceh kegiatan itu dilaksanakan di bawah koordinasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, pemerintah pusat, dan Pemerintah Aceh, yang dilakukan serentak di tiga titik.
Di antaranya Ulee Lheu (Banda Aceh), Lhoknga (Aceh Besar) dan Balohan (Sabang).
Sejumlah negara seperti Sri Lanka, Filipina, Maladewa dan Jepang ikut meninjau langsung ke Provinsi Aceh untuk melihat proses simulasi yang dilakukan.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009