Denpasar (ANTARA News) - Umat Hindu di Pulau Bali mulai Rabu pagi berbondong-bondong mendatangi pura untuk melakukan ritual sembahyang Hari Raya Galungan.

Salah satu tempat yang dipadati ribuan umat Hindu itu adalah Pura Jagatnata yang terletak di sebelah timur lapangan Puputan Badung, Kota Denpasar. Umat Hindu mendatangi pura terbesar di Denpasar itu secara bergelombang.

Mereka yang datang dari Kota Denpasar dan Kabupaten Badung itu tampak membawa banten atau sesajen yang disunggi di atas kepala atau dibawa di atas tangan. Sesajen itu ditempatkan dalam wadah yang terbuat dari anyaman daun enau.

Masyarakat yang datang ke pura tersebut ada yang berjalan kaki bersama-sama, namun tidak sedikit yang menggunakan sepeda motor maupun mobil.

Selain di Jagatnata, umat Hindu juga banyak mendatangi sejumlah pura lain, seperti di Jl A Yani, Jalan Hayam Wuruk, Jl Gatot Subroto serta pura-pura kecil yang ada di perkampungan penduduk.

Mereka juga mengadakan sembahyang di rumah masing-masing sebelum kemudian berduyun-duyun mendatangi pura.

"Kami tadi melakukan sembahyang dulu di Merajan di rumah. Setelah itu baru ke Pura Jagatnata bersama keluarga," kata Nyoman Supardika, seorang warga Denpasar.

Hari Raya Galungan di Bali terbagi dalam tiga hari, yakni, pertama Penampahan Galungan, hari kedua Galungan yang saat ini bertepatan pada 14 Oktober dan hari ketiga disebut Manis Galungan.

Pada Penampahan Galungan, biasanya masyarakat mempersiapkan diri untuk keperluan ritual, antara dengan menyembelih babi. Mereka menyembelih babi secara patungan di banjar atau dusun masing-masing.

Hari kedua adalah saat mereka melakukan ritual di pura serta di tempat ibadah di rumah masing-masing. Sementara hari ketiga adalah Manis Galungan yang merupakan hari santai, saling berkunjung ke keluarga dan ke tempat rekreasi.

Sejak hari pertama Galungan, sejumlah pertokoan di Denpasar sudah sepi dan perkantoran pemerintah libur fluktuatif selama tiga hari. Sementara saat ritual Galungan, sejumlah toko di Jalan Gajah Mada, Hayam Wuruk, A Yani, Gatot Subroto dan lainnya banyak yang tutup.

Galungan kali ini berlangsung dalam suasana yang cerah dan sinar matahari terasa terik. Saat ini suasana di Bali dipenuhi dengan banyaknya masyarakat yang menggunakan pakaian adat. Kaum wanita mengenakan kain dan kebaya, sedang kaum pria memakai udeng (destar) dan kain sarung.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009