Jambi (ANTARA News) - Kasus penyakit chikungunya di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, terus meluas dan hingga kini sudah menyerang lebih dari 5.000 orang yang tersebar di beberapa kecamatan.

Berdasarkan catatan, hingga saat ini chikungnya telah menyerang lebih dari 5.000 warga di beberapa kecamatan, kata Kepala Dinas Kesehatan Sarolangun H Adnan ketika dihubungi di Sarolangun, Selasa.

Bahkan, hampir semua kecamatan di Kabupaten Sarolangun terserang wabah chikungunya tersebut, namun ia belum bisa memastikan soal adanya informasi korban jiwa yang diakibatkan penyakit tersebut.

"Untuk memastikan apakah seseorang tersebut meninggal karena chikungunya adalah dokter yang menanganinya, belum ada informasi pasti," katanya.

Dinas Kesehatan sudah lama melakukan berbagai upaya untuk mengatasi dan menangani serangan chikungunya yang sudah dalam klasifikasi kejadian luar biasa (KLB) itu, antara lain melakukan pengasapan (fogging).

Namun, pengasapan saja ternyata belum cukup bila tidak diiringi dengan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Selain itu, Dinkes Sarolangun juga telah meminta bantuan ke pemerintah pusat dan Pemprov Jambi terkait mewabahnya penyakit chikungunya, dan telah direspon dengan adanya bantuan berupa satu unit mesin pengasapan dan obat-obatan.

Sementara itu, DPRD Sarolangun meminta instansi terkait, terutama Dinas Kesehatan membangun posko khusus untuk menangani korban penyakit chikungunya.

Ketua sementara DPRD Sarolangun Susi Aprianty minta Dinkes segera berkoordinasi dengan DPRD apabila mengalami kesulitan anggaran untuk menyikapi kasus chikungunya tersebut.

"Penyakit tersebut sudah mewabah, harus ada tindakan segera untuk mengatasinya," ujarnya.

Susi sangat setuju jika posko khusus untuk mengatasi penyakit chikungunya dibuka di setiap desa, jika ada warga yang mengalami gejala penyakit itu bisa segera berobat ke posko.

Pendapat yang sama juga diungkapkan Syahrudin, anggota DPRD Sarolangun dari Fraksi Demokrat, yang minta Dinkes sesegera mungkin mengambil tindakan meski penyakit chikungunya tidak termasuk penyakit yang mematikan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009