Tangerang (ANTARA News) - Pihak Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Banten, segera memberikan sanksi tegas kepada mahasiswanya yang diduga terlibat dalam jaringan teroris.
"Mahasiswa yang terlibat terorisme, kriminal dan asusila dikeluarkan," kata Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Komaruddin Hidayat, ketika dikonfirmasi di Tangerang, Selasa.
Pihak UIN akan menyerahkan kasus tersebut kepada Kepolisian yang mahasiswanya diduga terlibat jaringan teroris, meski mereka masih aktif sebagai mahasiswa semester akhir UIN dan alumnus UIN.
"Saya tidak mau berandai-andai. Sebagai orang tua saya akan membela mereka, tetapi sebagai pecinta hukum saya akan mendukung proses hukum yang dilakukan polisi," kata Komaruddin.
Pihak UIN akan kembali mengecek dua mahasiswa semester sebelas Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN bernama Sony Jayadi dan Afham Ramadhan serta Fajar Firdaus alumnus UIN Fakultas Psikologi tahun 2007 yang diduga terlibat jaringan teroris.
"Semuanya masih dalam dugaan karena saya belum ada data akurat," ujar Komaruddin.
Sementara itu, pihak UIN sampai saat ini belum mendapat pemberitahuan dari Mabes Polri terkait penangkapan tim Densus 88 terhadap Sony Jayadi, Afham Ramadhan dan Fajar Firdaus.
"Kepolisian belum menelefon secara resmi dan pihak UIN juga belum mendapat surat resmi dari Kepolisian tentang penangkapan mahasiswa kita," ujar Kepala Bagian Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah, Nurul Jamali.
Nurul mengatakan pihaknya mengetahui penangkapan Sony, Afham dan Fajar oleh tim Densus 88 dari media, tetapi pihak UIN belum memberikan sanksi tegas kepada mahasiswa tersebut.
"Kalau nanti terbukti melakukan pelanggaran kita akan memberikan sanksi, kalau di drop out (DO) ada lembaga UIN yang berwenang mensyahkannya," katanya.
Ditanya langkah pihak UIN menyiapkan pengacara untuk membantu mahasiswa yang diduga terlibat jaringan terorisme, pihak UIN belum mengambil sikap.
"Kita serahkan semua ini kepada pihak berwenang. Tetapi Soni, Afham dan Firdaus belum dinyatakan sebagai teroris, jadi kita bersikap kooperatif kepada mereka," kata Nurul.
Nurul tidak mengetahui pasti pergaulan dan pergerakan Sony, Afham dan Fajar di luar kampus apalagi diduga memiliki hubungan dengan jaringan teroris.
"Pihak kampus tidak tahu gerakan bawah tanah mereka, karena berada di luar wilayah kampus," kata Nurul.
Tiga orang mahasiswa UIN diduga terlibat jaringan terorisme karena ikut membantu mencari tempat tinggal bagi dua pelaku teroris Syaifudin Zuhri dan Muhammad Syahrir yang ditembak mati tim Densus 88 kamar kost nomor 15 Jalan Semanggi II Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat lalu.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009