"Selasa hari ini (13/9) seluruh penghuni indekos diperkenankan kembali tinggal ke kamar kosnya masing-masing," ujar Kapolsek Ciputat Ngisa Angsari di Tangerang, Selasa.
Menurut Ngisa, garis polisi di depan kos telah dipotong dan pagar berwarna putih telah dibuka meskipun tim penyidik Mabes Polri belum melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di kamar kos 15 lantai dua yang ditempati dua teroris itu.
Dia mengatakan diperbolehkannya penghuni kos kembali menempati karena pihaknya menaruh perhatian dengan kondisi mahasiswa penghuni kos lain yang selama empat hari terpaksa menginap di masjid dan menumpang tidur di kos teman serta rumah warga sekitar.
"Penghuni kos terlihat biasa setelah mereka mengisi kamar itu lagi dan tidak ada yang mengalami trauma," kata Kapolsek.
Sementara itu, dua mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) korban pengebrekan yang menempati kamar nomor 14 lantai dua, dipuji oleh teman kampusnya di saat kembali menjalani perkuliahan.
Adlan Fauzi mengatakan, sebelum pelajaran Tata Bahasa dilakukan di kelasnya, banyak teman mahasiswa di kelasnya meminta tanda tangan.
"Saya dibilang artis karena sering masuk televisi dan teman-teman sekelas minta tanda tangan dari saya," ujar mahasiswa UIN semester I Fakultas Dirosat Islamiyah UIN itu.
Hal senada juga diungkapkan Dimyati, mahasiswa semester I yang juga Fakultas Dirosat Islamiyah UIN itu mengatakan sedikit canggung ketika pertama kali kembali ke kampus usai pengrebrekan tim Densus 88 di rumah indekos Semanggi II.
"Adlan dan saya sampai dikejar-kejar teman satu kelas, mereka minta tanda tangan di baju dan buku yang dibawa teman, mereka menyebut kita berdua artis dadakan," kata Dimyati.
Diberitakan sebelumnya, tim Densus 88 menembak mati dua orang teroris yang akhirnya diketahui bernama Syaifudin Zuhri dan Muhammad Syahrir di dalam kamar indekost nomor 15 lantai dua Jalan Semanggi II RT02/03, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten, Jumat lalu.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009