Prapat, Sumut (ANTARA News) - Kabupaten Samosir, Sumatra Utara saat ini berupaya menggenjot pengembangan sektor pariwisata sehingga sektor tersebut diharapkan dapat menjadi penyumbang terbesar pendapatan daerah dari saat ini nomor tiga.

"Setelah melalui beberapa kajian, ternyata daerah kami kurang cocok untuk pertanian," kata Bupati Samosir, Mangindar Simbolon, di Samosir, Selasa.

Ia mengharapkan dengan pengembangan pariwisata dan lainnya, maka kabupaten yang baru terbentuk sekitar enam tahun lalu tersebut tidak lagi dimasukan dalam kategori kabupaten tertinggal. Kabupaten Samosir terdiri dari Pulau Samosir dan sebagian lagi berada di Pulau Sumatra.

Untuk meningkatkan arus wisatawan tersebut maka beberapa program akan dan telah dilakukan, kata Simbolon. Kabupaten tersebut antara lain membangun jalan lingkar Pulau Samosir.

Selain itu juga berupaya memperbaiki pelabuhan-pelabuhan yang ada sehingga frekwensi dan tujuan menuju Samosir juga semakin banyak. "Saat ini Samosir berupaya untuk membuka beberapa jalur baru menuju pulau dari dan ke Pulau Sumatra," katanya.

Ia mengatakan, ada tiga alasan mengapa Samosir yang merupakan pengembangan dari kabupaten Toba Samosir itu cukup bagus mengembangkan pariwisata.

Pertama, Samosir memiliki keindahan alam dan udara sejuk yang luar biasa. "Komentar orang, luar biasa," katanya.

Kedua Samosir mempunyai budaya, legenda dan sejarah yang menarik. "Samosir menurut legenda dan sejarah dianggap sebagai asal orang Batak, " katanya yang lalu melanjutkan bahwa banyak situs budaya dan sejarah di Samosir yang dianggap dapat dijadikan bukti itu.

Ketiga, banyak kegiatan alam dan budaya yang dapat dilakukan di Samosir sehingga bisa dikembangkan ekoturisme. "Bahkan salah satu lokasi kami dianggap yang terbaik untuk olahraga paralayang.

Pada tahun 2008 jumlah wisatawan yang datang ke Samosir sebanyak lebih dari 44.000 wisatawan dimana sekitar 3.000 orang adalah wisatawan mancanegara.

Menurut brosur pariwisata Samosir, paling tidak ada 37 objek wisata di Samosir, antara lain Batu Parsidangan yang merupakan batu yang disusun sedemikian rupa pada masa Raja Siallagan untuk tempat mengadili dan mengeksekusi kriminal. Selain itu juga ada makam Raja Sidabutar, danau kecil yang terdapat di Pulau Samosir (danau di atas danau).(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009