New York (ANTARA News/Reuters) - Harga minyak metah melonjak dua persen pada Senin waktu setempat, di tengah optimisme tentang laju pemulihan ekonomi global dan karena cuaca dingin di seluruh Amerika Serikat mendorong permintaan bahan bakar.
"Catatan menakjubkan cuaca dingin diperkirakan di seluruh AS, meningkatkan permintaan bahan bakar pemanas selama akhir pekan," kata Phil Flynn, analis untuk PFG Best Research di Chicago.
Layanan Cuaca Nasional mengatakan permintaan pemanas seluruh AS akan lebih tinggi daripada normal minggu ini karena gelombang musiman pertama cuaca dingin di Timur Laut dan Midwest.
Minyak mentah AS 1,50 dolar untuk menetap di 73,27 dolar AS per barel, tertinggi sejak 24 Agustus. Minyak mentah Brent diperdagangkan naik 1,36 dolar menjadi menetap di 71,36 dolar AS per barel.
Dukungan lebih lanjut berasal dari penurunan dolar AS, karena investor diposisikan jelang laporan pendapatan perusahaan AS minggu yang diperkirakan memberikan hasil kuat dan akan mendorong toleransi risiko lebih tinggi.
Pedagang telah mencari tanda-tanda perubahan ekonomi yang dapat mendukung permintaan, yang telah terpukul keras oleh resesi.
Beberapa nama perusahaan terbesar AS dijadwalkan melaporkan penghasilannya minggu ini, suatu kenyataan memeriksa apakah tujuh bulan rally dalam saham tahun ini telah berjalan lebih jauh.
Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar di dunia, akan terus mantap pada November dengan mengekang volume pasokan kontrak minyak mentah ke Asia dan Eropa.
Data persediaan minyak mingguan AS dari American Petroleum Institute akan ditunda sampai Rabu, karena hari libur Columbus, sementara laporan Badan Informasi Energi akan dirilis pada Kamis.
Para analis memperkirakan data akan menunjukkan stok minyak mentah naik 700.000-barel dalam seminggu hingga 9 Oktober.
Stok distilasi diperkirakan turun dengan 200.000 barel sementara persediaan bensin diperkirakan naik sebesar 700.000 barel. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009