London (ANTARA News) - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Perancis mengalar Olimpiade Karya Tulis Inovatif (OKTI), forum ilmiah yang bertema ?Kontribusi Pelajar Indonesia untuk Menjawab Tantangan Masa Kini dan Masa Depan,? di Paris, Perancis.
Ketua PPI Perancis Endra Saleh Atmawidjaja kepada koresponden Antara London, Selasa mengatakan penyelenggaraan OKTI adalah untuk menghimpun berbagai pemikiran original, aktual dan inovatif pelajar Indonesia dalam berbagai kategori.
Dikatakannya berbagai hasil riset yang inovatif dan aktual menjadi landasan dari butir-butir rekomendasi kepada anggota kabinet yang segera dibentuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Selain itu OKTI ditujukan untuk membangun jaringan keilmiahan antar pelajar Indonesia di berbagai belahan dunia sebagai calon penerus kepemimpinan Indonesia di masa yang akan datang
Menurut Endra Saleh Atmawidjaja, berhasil terkumpul 54 karya tulis dari 16 PPI yaitu Perancis, Jerman, Belanda, Inggris, Russia, Italia, Swedia, Turki, Pakistan, Arab Saudi, Taiwan, Korea Selatan, Philipina, Australia, dan Indonesia.
Dikatakannya seluruh paper diseleksi 45 juri dari berbagai disiplin ilmu di berbagai negara seperti Perancis, Jerman, Belanda, Inggris, Belgia, Australia, Singapura, dan Indonesia berhasil terpilih 16 finalis yang mempresentasikan papernya di hadapan Tim Juri.
Presentasi final OKTI dibuka secara resmi Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Paris, Maruli Tua Sagala di KBRI Paris dihadiri Dirjen Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI), Hamid Muhammad Ph.D.
Dikatakannya OKTI merupakan kegiatan unik karena gagasan datang dari PPI Perancis merupakan tonggak sejarah bagi OKTI berikutnya yang dilakukan PPI Perancis setiap dua tahun.
Sementara itu Dirjen PNFI Hamid Muhammad PhD, yang mewakili Dirjen DIKTI Depdiknas, menyatakan inisiatif OKTI perlu dikembangkan dan Ditjen DIKTI Depdiknas senantiasa mendukung program termasuk pendanaannya.
Dalam acara final 16 finalis mempresentasikan secara langsung hasil riset dan pemikirannya di depan enam dewan juri diantaranya Sekretaris Dewan Pendidikan Tinggi Prof. Ir. Nizam Ph.D.
Dewan Juri menetapkan I Made Andi Arsana dari PPI Australia sebagai Juara Umum Kategori Sosial, Politik, Hukum, dan Ekonomi, dan berhak menerima hadiah sebesar 750 Euro.
Sementara juara sub kategori Sains Dasar diraih Teuku Reiza Yuanda dari PPI Jerman, sedangkan juara sub kategori Sains Terapan/Teknologi diraih Elrade Rofaani (PPI Perancis).
Juara sub kategori Ilmu Sosial, Politik dan Hukum diraih Zulfan Tadjoeddin (PPI Australia), serta juara sub kategori Ekonomi adalah Miko Kamal (PPI Australi)a. Seluruh juara sub kategori berhak mendapatkan hadiah sebesar 250 Euro.
Atase Pendidikan KBRI Paris DR. Sudradjat menyatakan bertitiktolak dari rekomendasi yang diusulkan PPI Perancis, riset aktual dan inovatif dilakukan pelajar Indonesia di luar negeri perlu dikembangkan dan diperdalam.
Ia menyebutkan beberapa bidang yang layak menjadi prioritas diantaranya pengurangan risiko bencana, bioteknologi, demokrasi untuk kesejahteraan, dan geopolitik untuk penyelesaian konflik perbatasan antar-negara.
Pada akhir acara terkumpul dana sebesar 1250 Euro yang akan disumbangkan untuk korban gempa di Sumatera Barat yang disalurkan melalui KBRI Paris, demikian Endra Saleh Atmawidjaja.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009