untuk kebaikan kita semua

Jakarta (ANTARA) - Deputi III Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Panutan S mengimbau masyarakat untuk melakukan tiga hal penting saat mengadaptasi kehidupan normal baru yaitu menggunakan masker, menjaga jarak satu setengah meter, dan menjaga kebersihan dengan mencuci tangan.

"Jadi bukan untuk pemerintah, tapi untuk kita semua, untuk kebaikan kita semua. Lakukan tiga hal itu, maka Insya Allah adaptasi menuju masyarakat yang produktif tapi aman dan sehat itu akan terjalin," kata Panutan dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan dengan kondisi seperti ini pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap mengikuti anjuran pemerintah yang tentunya berdasarkan pendapat para ahli kesehatan.

Panutan berbicara dalam acara diskusi virtual Indonesia Podcast Show 4 yang diselenggarakan oleh Radio Online www.pemudafm.com dengan tema "New Normal Cara Efektif Membangkitkan Ekonomi".

Baca juga: Mendagri minta pemda sosialisasikan penerapan tatanan normal baru
Baca juga: Maklumat Kapolri tentang kepatuhan kebijakan penanganan corona dicabut

Sementara itu Direktur pengembangan strategi PB BNPB Agus Wibowo mengatakan, di tengah adaptasi normal baru peran keluarga dianggap sangat sentral dalam penanganan krisis pandemi COVID-19.

Selain memberikan layanan kesehatan dan bantuan ekonomi, ia menilai pemerintah dianggap perlu memberikan dorongan untuk menguatkan ketahanan keluarga di masa sulit.

Dalam konteks ini, menurutnya, keluarga harus memahami COVID-19 secara baik, seperti cara penularan, gejala, langkah pencegahan, serta cara penanganan.

“Kiat menghadapi normal baru adalah 4 sehat 5 sempurna, yaitu pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, olahraga dan tidur teratur, serta makan makanan bergizi,” katanya.

Baca juga: Pakar : Kecukupan gizi harus diperhatikan dalam memasuki normal baru
Baca juga: Masker kain atau bedah saat berolahraga di normal baru?

Pengamat dari Universitas Al Azhar, Zaenal Budiyono mengatakan pentingnya semua pihak untuk mendorong adaptasi normal baru agar berhasil diterapkan.

Karena kalau tidak berhasil kata dia, maka akan terjadi kemunduran meski memang situasinya dinamis. Jika memang situasinya memburuk, maka otomatis, harus mengambil rencana lain dan memerlukan waktu lebih lama.

"Enggak mungkin misalnya tiba-tiba ada peningkatan kasus yang melebihi pada saat Maret, April, akan kita teruskan, itu namanya tidak belajar dari pengalaman. Jadi sebisa mungkin kita melanjutkan ini, tetapi kalau memang terjadi itu, maka kemudian harus dilakukan penghentian berbagai macam kegiatan terbuka,” katanya.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kedisiplinan sehingga ke depan menjadi pekerjaan penting pemerintah dalam satu atau dua bulan ke depan.

“Ke depan sangat penting untuk menciptakan kedisiplinan itu. Agar level dari normal baru ini percepatannya lebih maksimal," katanya.

Baca juga: Ditjen Kebudayaan siapkan aturan pada era normal baru
Baca juga: Meneropong penerapan panduan protokol COVID-19 di pondok pesantren

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020