Jakarta (ANTARA News) - Keluarga dua tersangka teroris yang tewas dalam penggerebekan oleh Densus 88 Polri di sebuah rumah indekos di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, pada Jumat (9/10), yakin bahwa kedua jenazah di RS Polri itu adalah Syaifudin Zuhri Mohamad Syarhrir.
Usai melakukan tes di ruang Ante Mortem di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin sekitar pukul 15:00 WIB rombongan keluarga tersebut langsung kembali ke hotel tempat menginap di kawasan TMII.
Rombongan keluarga meninggalkan RS Polri dengan menumpang tiga mobil Kijang yakni B 8660 CP, B 1912 JP dan B 2687 JM.
Saat dicegat wartawan, ibunda kedua teroris Hj Asenih yang mengenakan kerudung biru, yakin kalau yang tewas ditembak Densus 88 di Ciputat adalah anaknya.
Rombongan keluarga yang datang sebanyak 11 orang tersebut, hampir semuanya terlihat menunduk dan bergegas meninggalkan RS Polri.
Subhi, adik Syaifudin Zuhri, yang mengenakan baju kotak-kotak pun menghindar dari kejaran wartawan.
Sedangkan ayahnya, H Djaelani Irsad mengatakan, tidak tahu kapan akan dilakukan penguburan. Namun dirinya yakin kalau kedua jasad tersebut adalah anaknya. "Saya tidak tahu kapan dikubur," ujar Djaelani mantan kepala SMP tersebut.
Sedangkan menurut Nur Rohidin, Kepala Desa (Kuwu) Sampora, Cilimus, Kuningan, pemakaman terhadap kedua jenazah akan dilakukan setelah pengumuman resmi Mabes Polri oleh Kapolri terkait identitas kedua jenazah. "Pemakaman nanti di Pondok Ranggon, setelah pengumuman resmi pukul 17:00 WIB," ujar Nur Rohidin.
Sementara istri Syaifudin Zuhri, Kolifah Sari, yang menggendong anaknya terlihat menutupi wajahnya dengan kain putih. Dirinya enggan berkomentar, dan hanya terisak menangis memasuki mobil yang membawa mereka. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009