Jakarta (ANTARA News) - Asteroid terbesar di dalam Sistem Bimasakti sebenarnya adalah purwarupa planet, satu blok yang sedang berkembang menjadi planet sesungguhnya yang lebih besar, demikian hasil satu studi.
Beberapa peneliti di University of California, Los Angeles (UCLA), membuat kesimpulan tersebut setelah menggunakan teleskop Antariksa Hubble untuk mempelajari Pallas, asteroid terbesar kedua di dalam Sistem Bimasakti, kata studi tersebut, yang disiarkan di dalam jurnal "Science", terbitan Oktober.
Pallas, yang namanya diambil dari nama Dewi Yunani, Pallas Athena, berada di sabuk utama asteroid antara orbit Jupiter dan Mars.
Menurut teori pembentukan planet, purwarupa planet adalah awan partikel gas, batu dan debu yang berada dalam proses pembentukan satu planet. Purwarupa planet agak berada di jalur masing-masing orbit lain, sehingga terjadi benturan dan secara berangsur membentuk planet yang sesungguhnya.
"Sangat menggairahkan untuk menyaksikan satu objek perspektif baru ini yang sangat menarik dan belum di amati oleh Hubble dengan resolusi tinggi," kata mahsiswi tingkat doktor UCLA Britney E. Schmidt, penulis utama studi itu.
"Kami memperkirakan asteroid yang sangat besar ini bukan hanya sebagai blok planet yang sedang terbentuk tapi sebagai peluang untuk meneliti pembentukan planet beku pada waktunya."
"Memiliki kesempatan menggunakan Hubble, dan melihat citra itu kembali dan memahami secara otomatis ini dapat mengubah apa yang kami pikirkan mengenai objek ini --itu ada buku yang sangat besar dan berat," kata Schmidt sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi China, Xinhua.
Dengan gambar Hubble, Schmidt mengatakan ia dan rekannya dapat membuat pengukuran baru mengenai bentuk dan ukuran Pallas. Mereka dapat melihat permukaannya memiliki daerah gelap dan cerah, yang menunjukkan benda yang kaya akan air tersebut mungkin telah mengalami perubahan internal dengan cara yang sama yang dilalui planet.
"Itu lah yang membuatnya lebih mirip planet --variasi warna dan bentuk bulat sangat penting sepanjang yang kami pahami, adalah objek dinamis atau benda itu telah memiliki ukuran yang persis sama sejak terbentuk," kata Schmidt. "Kami kira barangkali itu adalah objek yang dinamis."
Untuk pertama kali, Schmidt mengatakan ia dan rekannya juga melihat tempat tabrakan besar di Pallas. Mereka tak dapat memastikan apakah itu adalah kawah, tapi depresinya memang menunjukkan sesuatu yang penting lain: bahwa itu dapat membawa kepada keluarga kecil asteroid Pallas yang mengorbit di antariksa.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
Jaman dinosaurus punah saat belum ada manusia, siapa dong sistem pengendaliannya?
Prinsip kerja dari sistem cahaya alam semesta adalah pada sistem diri manusia, sehingga untuk mewujudkan itu kami harus menyatukan beberapa orang manusia yang telah kami kaji energi dan sifatnya.