Bandarlampung (ANTARA News) - Warga Bandarlampung mengeluhkan pedaman listrik berkelanjutan, bahkan dalam dua hari sekali sehingga mengganggu aktivitas mereka.

"Parahnya pemadaman selalu menjelang sore hingga malam. Akibatnya, hampir semua kegiatan terhenti dan sangat mengganggu kesiapan anak-anak untuk belajar," kata Ny Juli Hartina, di Labuhanratu, Kedaton, Bandarlampung, Senin.

Ia menjelaskan, pada Sabtu (11/10) sore terjadi pemdaman listrik di wilayahnya hingga malam bahkan menjelang pergantian hari.

"Kalau begini terus, bagaimana tanggungjawab PLN sebagai perusahaan milik negara satu-satunya yang menangani pelayanan dan distribusi listrik," terang dia.

Warga lainnya, Khairul mengatakan, hampir setiap memasuki musim kemarau selalu diadakan pemadaman listrik, dan kali ini termasuk sering terjadi.

"Kalau mengikuti perkembangan di media, alasannya terjadi penurunan debit air pada sejumlah waduk yang digunakan untuk pembangkit listrik. Tetapi, kenapa hal itu selalu berulang,tidak dicari solusinya," terang dia.

Keluhan serupa juga diungkapkan Candra, warga Tanjungkarang Pusat, Bandarlampung, bahwa pemadaman listrik tanpa pemberitahuan.

"Saya bilang ke rekan di Bandarlampung saat ini sedang musim duren dan `listrik padam`, karena setiap akhir tahun selalu begini," kata dia.

Terkait imbauan penghematan, Candra mengatakan pihaknya sudah melakukan itu, namun tidak berpengaruh terhadap dipadamkan atau tidaknya di wilayah tempat tinggalnya.

"Saya di rumah sudah mengurangi intensitas penggunaan listrik dengan mematikan lampu yang tidak berfungsi vital, tidak menggunakan AC, dan lainnya. Tetapi, tetap saja terkena pemadaman. Jadi intinya, bukan di penghematan tetapi bagaimana PLN meningkatan pelayanan," terang dia.

Sementara informasi dari PT PLN Wilayah Lampung, penggiliran pemadaman akibat gangguan pada sau mesin pemeliharaan dan baling-baling Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Tarahan, Lampung Selatan.

Pemadaman oleh perusahaan negara itu mencapai 90 Megawatt (MW) pada pagi dan siang serta 130-150 MW pada malam hari.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009