Program restrukturisasi mesin dan peralatan yang kami miliki diharapkan dapat membantu meringankan pelaku IKM dalam investasi pembuatan cetakan tersebut

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya menjajaki peluang pasar bagi Industri Kecil Menengah (IKM) logam otomotif agar tetap menjalankan usahanya di tengah dampak pandemi COVID-19.

“Di masa pandemi ini, sejumlah IKM di sentra logam Tegal yang telah menjadi mitra Agen Pemegang Merek (APM) sebagai tier 1 dan tier 2 mengalami penurunan omzet hingga 90 persen dikarenakan APM sempat berhenti beroperasi beberapa waktu lalu,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih lewat keterangannya di Jakarta, Jumat.

Untuk dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan usaha para pelaku IKM, menurut Gati, pihaknya terus melakukan penjajakan terhadap peluang pasar yang ada.

“Salah satu upaya untuk menjembatani IKM di sentra logam Tegal, Jawa Tengah, dalam menjajaki pasar baru di sektor industri otomotif, kami telah menggelar program link and match antara IKM dengan perusahaan besar,” ungkapnya.

Bagai gayung bersambut, melalui kegiatan “perjodohan” tersebut, substitusi impor yang tengah dilakukan PT Sinar Agung Selalu Sukses (SASS) di masa pandemi ini menjadi harapan baik bagi pelaku IKM di sentra logam Tegal.

SASS merupakan salah satu perusahan manufaktur otomotif yang memproduksi suku cadang kendaraan bermotor roda dua dan empat untuk pasar original equipment manufacturer (OEM) maupun aftermarket.

IKM di sentra logam Tegal berhasil mendapatkan purchase order (PO) dari SASS untuk membuat produk substitusi impor berupa handle socket LT 10 ton, handle socket LT 5 ton, dan handle socket LT 30,32 ton.

Selain itu, mereka juga akan mendapat pesanan tangkai spion dari SASS. Adapun IKM yang akan mengerjakan produk substitusi impor tersebut adalah PT Bimuda Karya Teknik yang didukung oleh IKM lainnya seperti PT Mitra Karya Tegal dan PT Tiga Bersaudara. Produk-produk itu nantinya akan diproduksi menggunakan mesin stamping.

“Namun, IKM perlu melakukan investasi untuk pembuatan dies (cetakan) dengan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, program restrukturisasi mesin dan peralatan yang kami miliki diharapkan dapat membantu meringankan pelaku IKM dalam investasi pembuatan cetakan tersebut,” imbuhnya.

Selain mendapatkan pasar baru, IKM di sentra logam Tegal didorong untuk saling bahu-membahu dengan membagi pekerjaan. Seperti yang dilakukan oleh PT Mitra Karya Tegal dengsn berbagi pekerjaan kepada IKM logam lainnya dalam memproduksi aksesoris kendaraan roda dua.

Baca juga: Kemenperin: Sejumlah industri aneka sesuaikan bisnis hadapi Corona
Baca juga: Begini upaya Kemenperin ringankan beban IKM akibat COVID-19

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020