Ambon (ANTARA News) - Pencanangan Kegiatan Hari Perdamaian Dunia di kota Ambon yang berlangung pada Minggu (11/10) malam, menjadikan ibu kota provinsi Maluku itu sebagai pusat perdamaian dunia.
"Pencanangan ini sebagai titik balik kebangkitan bangsa-bangsa di dunia dan di mulai dari Ambon sebagai titik pusat perdamaian dunia," kata Presiden Komite perdamaian dunia, Djuyoto Suntani, saat mencanangkan Ambon sebagai Kota perdamaian dunia.
Menurutnya, meski selama ini Ambon dicitrakan sebagai tempat terjadinya konflik sosial sejak 1999 lalu, namun hal itu sangat jauh berbeda dengan apa yang ia rasakan ketika menginjakan kaki di kota itu.
"Saya menemukan kedamaian di tanah Ambon," katanya.
Ia menambahkan, orang Maluku dikenal memiliki karakter yang temperametal, namun hal itu tidak seperti yang dilihatnya saat berada di Ambon.
Masyarakat Maluku sangat ramah. Hal ini jauh dari yang ia bayangkan selama ini, sehingga sudah sepatutnya dikembangkan dan menjadi ciri khas orang Maluku yang sebenarnya.
"Yang kita tahu orang Maluku terkenal suka dengan kekerasan, tapi saya tidak menemukan itu di kota ini, justru masyarakatnya sangat ramah," tambahnya.
Suntani menjelaskan, gong perdamaian akan dipasang di kota Ambon sebagai simbol perdamaian dan menjadikan Maluku sebagai salah satu dari pusat peradaban dan mensejajarkannya dengan kota-kota perdamaian lainnya yang ada di dunia.
Gong perdamaian dunia yang akan dipasang permanen di kota Ambon merupakan yang ke-29 dan sebelumnya diresmikan di Ukraina pada 29 September 2009 sebagai salah satu dari kota perdamaian.
Suntani mengatakan, pemasangan gong perdamaian dunia di kota Ambon akan menjadikan ibu kota provinsi Maluku itu sebagai pusat peradaban umat manusia, bukti sejarah dan menjadi bagian dari kebudayaannya, khususnya sebagai kota perdamaian dan Maluku sebagai provinsi kepulauan yang dapat menjadi pemersatu kebudayaan nusantara.
Menurutnya, berdasarkan sejarah bahwa hanya air dan kepualauan yang bisa menyatukan manusia, Maluku sebagai satu-satunya provinsi kepulauan di Indonesia yang memiliki garis pantai terpanjang merupakan simbol pemersatu kehidupan persaudaraan di Indonesia dan bumi.
"Maluku akan menjadi pemersatu persaudaraan di Negara kita dan dunia serta berdiri sejajar dengan kota perdamaian lainnya di dunia," ujarnya.
Selaku Presiden dari Komite Perdamaian Dunia, Djuyoto Suntani merasa bangga dengan persiapan yang telah dilakukan Pemprov Maluku menyongsong Kegiatan Hari Perdamaian Dunia, termasuk pemilihan lokasi pembangun tempat peletakan gong tersebut yakni di tengah-tengah pusat kota Ambon.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009