Padang (ANTARA News) - Jumlah peserta, panitia dan instruktur pelatihan dan bimbingan teknologi pengelahan hasil perikanan yang dilaksanakan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumatra Barat (Sumbar) yang tewas akibat robohnya tempat latihan di Hotel Ambacang Padang karena gempa 7,9 SR tercatat 18 orang.
Korban tewas terdiri dari 15 orang peserta, dua instruktur dan seorang operator komputer dan infokus, kata Kepala Dinas DKP Sumbar, Yosmeri di Padang, Minggu.
Yosmeri sebelumnya dikhawatirkan juga ikut jadi korban, karena dirinya yang membuka acara pelatihan itu pada Pukul 14.15 WIB dan diperkirakan di tempat acara lantai II Hotel Ambacang saat gempa terjadi pukul 17:16 WIB.
"Saya selamat dari bencana, karena permisi meninggalkan tempat pelatihan untuk untuk sholat Ashar. Kebetuhan ruangan sholat di hotel itu sedang direnovasi dan jemaah masih banyak yang akan sholat, maka saya putuskan sholat ke luar hotel untuk sholat ke tempat lain," katanya.
Saya memutuskan sholat ke tempat lain karena waktu Ashar sudah hampir habis. Karena keluar hotel untuk sholat saya selamat ketika gempa merobohkan bangunan hotel itu, tambahnya.
Ia menyebutkan, selain 18 orang peserta, instruktur dan panitia pelatuhan yang meninggal, 21 orang lainnya luka-luka berat dan sempat terjebak dalam reruntuhan puing-puing bangunan berjam-jam hingga beberapa hari kemudian.
Tiga diantara 18 korban yang meninggal adalah, Budi Setiawan (instruktur pelatihan dari Bank Nagari Sumbar), Azrina (instruktur pelatihan dari Departemen Kelautan dan Perikanan pusat) dan Aswad Diraja (operator DKP Sumbar).
Tubuh-tubuh korban ditemukan dengan kondisi luka berat setelah terhimpit puing-puing bangunan. Jenazah mereka telah diambil keluarga masing-masing dan telah dimakamkan.
Yosmeri menyebutkan, Departemen Kelautan dan Perikanan akan memberikan santunan Rp5 juta kepada keluarga korban yang meninggal dunia dan Rp2 juta bagi yang luka-luka.
Di The Ambacang Hotel diperkirakan sekitar 200 korban terjebak dibawah reruntuhan bangunan dan jasad-jasad mereka ditemukan oleh tim SAR gabungan dalam dan luar negeri dalam upaya evakuasi selama lebih dari sembilan hari.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009