Tolitoli (ANTARA News) - Ratusan warga di kilometer dua Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, sangat khawatir dengan kondisi gunung di belakang permukiman mereka yang retak-retak dan sewaktu-waktu dapat mengakibatkan longsor besar.
"Setiap ada hujan masyarakat di sini (kilometer dua,red) mengungsi. Semua rumah dikosongkan," kata Nasu, warga setempat, Minggu.
Pada Kamis (8/10) dua rumah di kawasan tersebut tertimbun longsor akibat hujan deras yang mengguyur Tolitoli. Longsor susulan kembali terjadi pada Sabtu (10/10) sehingga menambah parah kondisi dua rumah tersebut.
Menurut Nasu, dua hari lalu sebanyak tiga orang warga melakukan survei ke gunung di belakang rumah permukiman penduduk ternyata ditemukan gunung tersebut sudah menganga.
"Sekarang gunung itu sudah menganga sekitar satu jengkal dan cukup lumayan dalamnya. Kami khawatir kalau hujan deras gunung ini bisa longsor," katanya sambil menunjuk panjang gunung yang terbelah tersebut.
Gunung di kilometer dua yang diperkirakan sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut merupakan hamparan pohon cengkeh. Hanya kebun cengkeh yang diharapkan menjadi penyangga air dan tanah. Di kaki gunung tersebut terdapat sekitar 100 unit rumah penduduk. Rumah umumnya dibangun permanen.
Pantauan ANTARA Minggu sore terlihat sebanyak lima rumah di kaki gunung itu sudah dikosongkan pemiliknya karena khawatir terjadinya longsor susulan.
"Saya mengungsi di rumah orang tua. Rumah sekarang ini tidak bisa sama sekali ditempati," kata Ape, salah seorang warga yang rumahnya menjadi sasaran longsor.
Saat longsor terjadi, ia hanya sendiri dalam rumah. Ia masih sempat melarikan diri setelah terdengar suara gemuruh dari belakang rumah yang ternyata material longsor.
"Saya masih sempat lihat pohon pala ikut terbawa longsor. Saya langsung keluar rumah," katanya.
Rumah warga lainnya yang juga menjadi korban adalah milik Opi. Saudara kandung Ape. Untungnya saat kejadian, Opi sedang kerja di luar, sementara istrinya sedang ke rumah keluarga. Rumah milik Opi tersebut rata dengan tanah tertimbun longsor.
Ape berharap pemerintah dapat memberikan bantuan korban untuk membangun kembali rumah mereka yang sudah hancur berantakan. Dia mengatakan, sudah ada pendataan yang dilakukan oleh pihak kelurahan dan Dinas Sosial setempat.
Hingga hari ketiga pascabanjir bandang dan tanah longsor di Tolitoli belum diperoleh data tentang kerusakan rumah penduduk dan fasilitas pemerintah serta kerugian harta benda akibat bencana alam tersebut.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009