Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Sebanyak 66 pasien COVID-19 yang selama beberapa pekan menjalani karantina di Rusunawa IAIN Tulungagung, Tulungagung, Jawa Timur, dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang setelah hasil tes usap (swab) terakhir terkonfirmasi negatif SARS-CoV-2.
"Angka kesembuhan kita tinggi. Kemarin sembuh 39 pasien dan hari ini bertambah lagi sembuh 27 pasien. Sedangkan kasus positif hari ini dan kemarin (Rabu, 24/6) bertambah tiga kasus, sehingga total akumulasi per hari ini ada 224 kasus," papar Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tulungagung Galih Nusantoro di Tulungagung, Kamis.
Dengan demikian per Kamis petang, prosentase kesembuhan kasus COVID-19 di Tulungagung menjadi 55 persen dari sebelumnya 27 persen.
Beberapa pasien karantina COVID-19 di Rusunawa IAIN Tulungagung itu berstatus anak-anak atau masih di bawah umur.
Baca juga: Pasien karantina Tulungagung keluhkan ketidakpastian SOP COVID-19
Baca juga: Tulungagung konfirmasi 41 tambahan kasus baru COVID-19
Mereka selanjutnya diperkenankan pulang ke kediaman masing-masing dengan dijemput anggota keluarganya dan sebagian dihantar petugas secara berombongan.
Seremoni pelepasan sebagian penghuni mess atau asrama karantina COVID-19 ini sempat berlangsung haru.
Beberapa bahkan dilaporkan meneteskan air mata karena tak kuasa menahan haru.
"Rindu rasanya kembali ke rumah, berkumpul dengan keluarga," kata Nurhadiansyah, salah satu penghuni asrama karantina dengan nada gembira.
Pulihnya 66 pasien karantina ini, dengan demikian menyisakan pasien positif COVID-19 dengan status OTG (orang tanpa gejala) maupun reaktif COVID-19 di Rusunawa IAIN Tulungagung sebanyak 30-an orang.
Jumlah pasien yang sembuh diprediksi terus bertambah seiring tes usap yang gencar dilakukan oleh tim lab mikrobiologi RSUD dr. Iskak Tulungagung memanfaatkan mobil kontainer PCR keliling Safe Indonesia, sepekan terakhir. (*)
Baca juga: Angka kesembuhan pasien COVID-19 Tulungagung capai 50 persen
Baca juga: Terpapar COVID-19, tapi pabrik rokok tetap berproduksi
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020