Parapat (ANTARA News) - Luas dan fungsi hutan sekitar kawasan Danau Toba terus berkurang karena alih fungsi menjadi ladang, penebangan pohon dan kebakaran hutan, demikian Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Simalungun, Amran Sinaga, di Medan, Minggu.
"Kita bisa lihat banyak pohon pinus yang ditebang masyarakat dan diganti dengan tanaman kopi,"katanya.
Namun pinus yang ditebang berada di area milik masyarakat sehingga pemerintah tidak bisa mengambil tindakan hukum, sehingga yang dilakukan adalah menyadarkan masyarakat pada pentingnya konservasi hutan di sekitar kawasan itu, diantaranya dengan mengajak menanam kembali (reboisasi) pohon pinus di ladang.
Selain itu, pihaknya juga telah mengimbau pengelola hotel di kawasan Danau Toba, agar menanam pohon di kawasan hotel, sehingga keasrian Danau Toba dengan pepohonan rindang tetap terjaga.
Menurut Amran, hutan seluas sekitar 105.000 hektar itu,juga berkurang karena kebakaran, terlebih pada musim kemarau. Dari September saja sudah terjadi11 kalikebakaran hutan di Simalungun.
"Lokasi kebakaran hutan yang kerap terjadi di daerah Girsang Sipanganbolon dan Dolok Pangaribuan,"ujarnya.
Kebakaran hutan itu kadang berasal dari ladang milik masyarakat yang sedang membakar kayu dan karena perbuatan usil masyarakat yang membuang puntung rokok sembarangan.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Simalungun, Karsel Sitanggang menilai harus ada upaya serius memberi penyuluhan kepada masyarakat agar sadar akan pentingnya ekosistem lingkungan kawasan Danau Toba. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009