Padang (ANTARA News) - Ramlan (18), salah seorang korban gempa Sumatra Barat (Sumbar) yang selamat dengan menggergaji kakinya sendiri, mengaku bosan dan lelah karena traumanya diekspos media.

"Maaf, dia sudah tidak mau diwawancarai soal gempa. Dia lelah menceritakan terus-menerus hal yang sama," kata seorang staf Rumah Sakit Yos Sudarso di Padang, Minggu.

Satf bernama depan Nur itu mengatakan, hampir setiap hari secara bergantian media massa mewawancarai Ramlah di tenda darurat rumah sakit itu.

"Kalau hanya untuk diambil gambarnya mungkin dia masih mau," ujar dia.

Menurut Nur, sebenarnya tidak hanya media massa, banyak pula pihak atau instansi yang datang membawa bantuan sambil menanyakan pengalamannya menghadapi gempa 7,6 SR pada 30 September 2009 itu.

Ramlan yang akhirnya selamat dari reruntuhan salah satu proyek gedung provider telepon di Kota Padang tersebut, sesungguhnya mengalami trauma karena dihujani pertanyaan yang sama terkait pengalaman buruknya menghadapi gempa.

Saat ditemui ANTARA, Minggu siang, Ramlan yang masih berada di tenda darurat Rumah Sakit Yos Sudarso terlihat sehat, ditemani seorang kerabatnya, namun tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

Ramlan hanya tersenyum dan menganggukkan kepala saat ANTARA memohon diri setelah mengambil fotonya. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009