"Titik terendah telah terlewati dan kini investasi mengindikasikan titik balik," katanya di Jakarta, Minggu.
Bambang menjelaskan titik balik pertumbuhan investasi hanyalah masalah waktu saja karena perekonomian dunia juga telah menunjukkan arah yang lebih positif.
"Perbaikan perekonomian dunia dari gerak ekonomi dunia tentunya akan berpengaruh positif terhadap komoditas dan barang yang dibutuhkan. Pada waktu ekonomi kembali pulih, permintaan ekspor meningkat dan investasi akan meningkat," katanya.
Dorongan pemulihan terutama dipicu pertumbuhan di kawasan Asia, khususnya China dan India yang akan menjadi motor penggerak perbaikan iklim ekonomi kawasan.
China dan India diperkirakan IMF tumbuh 8,5 persen dan 5,4 persen pada 2009, kemudian menjadi sembilan persen dan 6,4 persen pada 2010.
Secara global, perekonomian dunia tumbuh cukup signifikan pada 2010, terlihat dari perkiraan pertumbuhan ekonomi 2009 dan 2010 yang terus direvisi ke atas oleh lembaga-lembaga ekonomi dunia.
IMF yang semula memperkirakan pertumbuhan dunia -1,4 persen pada 2009, kini merevisi menjadi tumbuh -1,1 persen, sedangkan pada 2010 akan 3,1 persen, lebih baik dari perkiraan semula 2,5 persen.
"Pertumbuhan 3,1 persen di 2009 secara teknikal pertumbuhan dunia lepas dari resesi," katanya.
Sementara ekonomi AS, menurut perkiraan IMF pada 2009 masih terkontraksi 2,7 persen, namun pada 2010, ekonomi AS telah tumbuh 1,5 persen.
Bambang menyebutkan indikasi sektor investasi yang lebih baik juga tampak dari data kredit investasi Bank Indonesia (BI) yang sejak Juni-Juli telah berbalik tumbuh kembali.
Dari data BI, pergerakan kredit (outstanding) investasi pada Januari-Mei 2009 mengalami turun naik. Pada Januari jumlahnya mencapai Rp257,8 triliun, Februari naik menjadi Rp261,8 triliun, tumbuh empat persen bulan per bulan.
Tapi, Maret turun menjadi Rp259,9 triliun, kemudian turun lagi pada April menjadi Rp285,5 triliun.
Mei 2009, investasi kembali meningkat menjadi Rp260,4 triliun, berlanjut pada Juni yang mencapai Rp266,9 triliun dan Juli menjadi Rp272,3 triliun.
Sedangkan angka sementara BI di Agustus, kredit investasi diperkirakan menguat kembali menjadi Rp287 triliun atau naik 14,7 persen (mtm).
Menurut dia, masalah investasi hanya menunggu waktu, sedangkan para pengusaha telah siap menanti itu. "Memang ada kesiapan investasi di dalam negeri dalam menghadapi ekonomi Asia yang membaik," katanya. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009