Rawalpindi, Pakistan (ANTARA News/Reuters) - Pasukan komando Pakistan, Minggu, menyerbu satu gedung dekat markas besar militer dan membebaskan 22 sandera yang disekap kelompok garis keras Pakistan, kata seorang juru bicara militer.
Tiga sandera dan empat orang-orang bersenjata itu tewas, tambah juru bicara militer Pakistan, Mayjen Athar Abbas.
"Mereka berada dalam satu kamar dengan seorang teroris yang mengenakan jaket bunuh diri, namun pasukan komando bertindak tepat dan menembaknya jatuh sebelum dia menarik pelatuk senjatanya. Tiga sandera tewas akibat tembakan kelompok tersebut," ujar Abbas.
Sejumlah tentara mencari orang bersenjata lainnya di dalam gedung karena ada dugaan terdapat lebih dari lima orang diantara mereka di sana.
Serangan membabi-buta terhadap markas besar yang dijaga ketat di kota garnisun Rawalpindi itu, terjadi pada saat militer sedang mempersiapkan serangan besar terhadap gerilyawan di kubu pertahanan mereka di barat laut Waziristan Selatan, yang berbatasan dengan Afghanistan.
Serangan di jantung militer yang tangguh itu tampaknya akan membangkitkan kembali ketakutan-ketakutan terhadap stabilitas Pakistan yang memiliki senjata nuklir, pada saat Amerika Serikat memerlukan bantuan untuk kampanye melawan pemberontakan yang kian militan di Afghanistan.
Satu ledakan dan bentrokan senjata meletus menjelang fajar, pada saat tentara menyerang gedung kantor keamanan di dekat markas besar, di mana orang-orang bersenjata dan sandera mereka bersembunyi.
Seorang wartawan Reuters menyaksikan tiga ambulan meninggalkan daerah itu.
Orang-orang bersenjata yang mengenakan seragam militer itu menyerang markas besar militer, Sabtu, menewaskan enam tentara di medan pertempuran di gerbang utama kompleks itu.
Empat diantara orang bersenjata tewas, dan dua lainnya ditangkap dalam serangan pertama, kata para petugas keamanan.
Gerilyawan Taliban Pakistan mempunyai kaitan dengan Alqaeda yang meluncurkan beberapa kali serangan di Pakistan selama beberapa tahun terakhir yang diantaranya ditujukan kepada pemerintah dan pasukan keamanan, termasuk serangan bom di Rawalpindi.
Senin lalu, seorang pelaku bom bunuhdiri menyerang satu kantor Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Islamabad, sedangkan Jumat kemarin, seorang tersangka pelaku bom mobil bunuh diri menewaskan 49 orang di Peshawar.
Serangan tersebut, menurut sumber pemerintah, menggarisbawahi perlunya serangan habis-habisan terhadap Taliban.
"Apa yang terjadi di Peshawar, Islamabad, dan hari ini, semua jalan yang menuju ke Waziristan Selatan diperiksa ketat. Sekarang pemerintah tak punya pilihan lain kecuali melancarkan serangan," ujarnya. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009