Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP Sjarief Widjaja menyatakan kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan cukup tinggi mencapai sekitar 13 juta ton ikan/tahun.
"Masyarakat Indonesia jumlahnya 260 juta. Kalau dikalikan dengan tingkat konsumsi ikan per tahun yang sekitar 53 kg/orang maka kita membutuhkan sekitar 13 juta ton ikan/tahun," kata Sjarief Widjaja dalam rilis di Jakarta, Kamis.
Menurut Sjarief Widjaja, angka tersebut belum ditambah dengan kebutuhan untuk produk olahan dan ekspor nasional.
Sementara itu, ujar dia, saat ini kebutuhan tersebut dipenuhi dari sektor perikanan tangkap sebesar 7,5-8 juta ton/tahun, sementara sisanya harus dipenuhi dari sektor perikanan budidaya.
"Saat ini, produksi budidaya kita sekitar 6,5 juta ton. Ini masih bisa kita tingkatkan," ujar Sjarief.
Ia menilai, Indonesia memiliki potensi budidaya yang belum dioptimalkan karena dari sebanyak 2 juta hektare luas tambak yang ada, saat ini baru 400.000 hektare tambak yang terkelola dengan baik.
Dari jumlah tersebut, lanjutnya, sebagian besar pun masih dikelola secara tradisional tengan tingkat produktivitas yang rendah.
Untuk itu, Sjarief mendorong para penyuluh perikanan untuk mengajak masyarakat berbudidaya ikan. "Penyuluh sebagai ASN mendapat tugas dari negara agar ketahanan pangan kita, terutama dari pemenuhan kebutuhan protein masyarakat ini bisa tercapai," ujarnya.
Namun agar usaha budidaya masyarakat berjalan baik, Sjarief mengingatkan agar para penyuluh memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat, antara lain terkait pembentukan tambak, pakan, unsur pengganggu seperti hama dan penyakit, obat dan vaksin, proses produksi, kalkulasi ekonomi, hingga pascapanen.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020