Rawalpindi (ANTARA News/Reuters) - Sejumlah orang yang diduga gerilyawan mengenakan seragam militer menyerang markas besar militer Pakistan, Sabtu, dimana enam penjaga dan empat gerilyawan tewas dalam pertempuran itu, kata pejabat militer.
Serangan di markas besar, yang dijaga ketat, di kota Rawalpindi itu tiba ketika militer mempersiapkan serangan besar terhadap gerilyawan Taliban Pakistan di markas mereka di baratlaut, di perbatasan Afghanistan.
Orang-orang bersenjata itu naik mobil van putih ke sebuah pintu penting di kompleks tersebut, melepaskan tembakan dan melemparkan sedikitnya satu granat ketika ditantang, ujar pejabat keamanan.
Mereka kemudian tembak-menembak dengan tentara selama sekitar 40 menit. Empat pria bersenjata dan enam penjaga tewas tapi dua dari orang-orang bersenjata itu melarikan diri.
"Dua teroris menghilang, operasi pencarian sedang berlangsung," kata seorang pejabat militer yang menolak disebutkan namanya.
Seorang pejabat militer lainnya menyatakan beberapa tembakan telah terdengar dan sebuah helikopter membantu dalam pencarian atas kedua orang bersenjata itu. Televisi Dawn menyebutkan orang-orang bersenjata yang melarikan diri itu membawa dua sandera.
Gerilyawan yang memiliki hubungan dengan al Qaida telah melancarkan sejumlah serangan di Pakistan dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar ditujukan pada pasukan keamanan serta sasaran pemerintah dan asing.
Gerilyawan telah menyerang Rawalpindi sebelumnya.
Serangan itu tiba satu hari setelah yang diduga pembom mobil bunuh diri menewaskan 49 orang di kota Peshawar dalam serangan yang pemerintah katakan menekankan perlunya serangan mati-matian.
Awal tahun ini, gerilyawan telah mendesak sampai 100 Km dari Islamabad, yang menimbulkan kekhawatiran akan stabilitas Pakistan yang bersenjata nuklir. Menlu AS Hillary Cliton yang jengkel menyatakan, pemerintah tampaknya akan "tunduk" pada gerilyawan.
AS memerlukan bantuan Pakistan menghadapi gerilyawan yang melintas ke Afghanistan untuk memerangi pasukan pimpinan-AS di tempat itu.
Namun pada akhir April, pasukan keamanan melancarkan serangan berlarut-larut di lembah Swat, 120 Km di baratlaut Islamabad, sebagian besar untuk membersihkan Taliban dari wilayah itu.
Gerilyawan telah menderita pukulan besar lainnya pada 5 Agustus, ketika pemimpin mereka, Baitullah Mehsud, tewas dalam serangan rudal pesawat mata-mata AS di Waziristan Selatan.
Kematian Mehsud dan pertempuran antar-kelompok dalam gerilyawan itu mengenai siapa yang akan mengambilalih sebagai pemimpin telah menimbulkan harapan bahwa gerilyawan dalam kekacauan. Namun beberapa pekan belakangan kekerasan meningkat setelah ketenangan relatif menyusul pembunuhan Mehsud. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009