Dia mengatakan, melukis sebenarnya bukan hal baru untuk dia. Orang tua Nila pelukis yang basisnya menggunakan cat minyak. Hanya saja, tak banyak waktu yang dia punya menekuni dunia melukis.
"Awalnya mulai melukis, dulu banget mencoba melukis cat air. Orang tua aku pelukis tapi cat minyak. Dulu aku les privat hanya tiga sesi. Sekarang sudah lama tidak melukis," kata dia dalam konferensi pers daring, Kamis.
Hingga akhirnya Desember 2019 dia sakit Pleuritis TB atau pleurisy tuberculosis yang mengharuskannya dirawat di rumah sakit lalu disambung rawat jalan di rumah. Selama beberapa waktu Nila harus berada di dalam kamar hingga masa pemulihannya.
Sembari menjalani perawatan, dia merasakan sesak napas bahkan jika hanya melakukan sedikit gerakan. Dia sempat berpikir akan kesulitan berkegiatan.
Perlahan dia mencoba melukis. Hari pertama melukis dia merasa senang dan hal serupa terjadi pada hari-hari berikutnya. Nila lalu mengunggah hasil lukisannya di laman Instagram dan ternyata mendapatkan respon positif dari rekan-rekan serta warganet.
"Hari pertama melukis, ternyata menyenangkan. Aku upload di sosial media, orang-orang memuji. Sebulan lebih di kamar aku melukis, membuat aku senang, rileks, at least aku sakit tapi bisa memproduksi sesuatu," tutur dia.
Nila juga mempelajari teknik melukis khususnya yang menggunakan cat air, sembari melihat-lihat foto hasil jalan-jalannya selama ini. Tiga bulan sebelum sakit, dia sempat mengunjungi Sumba dan Eropa untuk keperluan pekerjaannya.
"Teknik melukis cat air aku enggak terlalu punya. Aku lihat-lihat foto-foto travelling, aku coba gambar. Aku lihat di YouTube teknik-tekniknya. Hasilnya not bad lah ya buat pemula," kata Nila.
Tanpa dia duga, hasil lukisan Nila kemudian dilirik produsen minuman sumber kalsium dan nutrisi lain, HiLo. Hasil lukisan Nila kini bisa dilihat di kemasan susu tersebut.
"Senang sekali membayangkan lukisanku akan dilihat orang-orang seluruh Indonesia. Aku senang dan bangga. Aku harap orang-orang semakin bisa terinspirasi, mungkin ada talenta lain yang belum digali dan bisa dikembangkan," kata Nila.
Kini, di masa normal baru, dia masih rutin di rumah, disambi kegiatan lain semisal berjalan-jalan bersama anak di sekitar perumahannya, bertanam. Kegiatan ini membuat dia betah di rumah.
Baca juga: Nila Tanzil promosi buku dan TB Pelangi di Foyles London
Baca juga: Nila Tanzil hampir menyerah membesarkan Taman Bacaan Pelangi
Baca juga: Room to Read bantu Pelangi bangun perpustakaan di Flores
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020