Kuningan (ANTARA News) - Jaelani, Ayah kandung dua teroris yang tewas dalam penyergapan jajaran Densus 88 di sebuah rumah kost di kawasan Ciputat, Tangerang, Syaefuddin Zuhri dan M Syahrir, menyatakan permohonan maaf kepada masyarakat atas perlakuan yang telah dilakukan kedua anaknya yang terlibat dalam jaringan terorisme.
"Semoga tidak akan ada lagi kejadian seperti ini hingga menimbulkan korban jiwa dari masyarakat. Semoga ini yang terakhir kali," ujar Jaelani di depan rumahnya, Sabtu (10/10).
Meskipun belum ada kepastian apakah yang tewas ditembak jajaran densus 88 tersebut adalah anaknya, namun Jaelani mengaku pasrah jika ternyata benar itu anaknya.
"kami belum mendapat keterangan resmi dari kepolisian jika yang tewas di Ciputat adalah anak saya, tapi Semalam saya dan istri saya sudah diambil sampel darah oleh petugas Polres Kuningan," kata Jaelani.
Mengenai pemakaman, Jaelani mengatakan kemungkinan pihak keluarga memilih akan menguburkan Syaefuddin Zuhri dan M Syahrir di TPU Pondok Rangon, Jakarta di sebelah makam Ibrohim yang nasibnya sama
"Kalau di tempat kelahiran saya di Desa Sampiran ternyata ditolak oleh warga, jadi terpaksa kami kuburkan disamping kuburan Ibrohim di Pondok Rangon, Jakarta," ujarnya,
Rencananya, lanjut Jaelani, bersama seluruh anggota keluarga yang lain pada esok hari akan berangkat ke Jakata untuk melihat langsung kedua jenazah.
Warga Desa Sampiran menolak pemakaman kakak beradik teroris tersebut dengan alasan bakal mencoreng nama baik desa ditambah keduanya bukan warga asli Desa Sampiran. (*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009