Jakarta (ANTARA) - Bukan hanya rutinitas jadi penyebab Anda yang belum menemukan kegiatan atau hal yang disukai padahal sudah berusia dewasa atau bahkan paruh baya.
"Kalau dari yang seringkali terjadi tidak hanya pada dewasa muda tetapi juga dewasa madya, ketika mau melakukan sesuatu atau memulai sesuatu, maunya pada sesuatu yang besar," kata psikolog dari Rumah Dandelion, Nadya Pramesrani dalam konferensi pers daring, Kamis.
Orang biasanya ingin langsung memberikan dampak yang besar setelah melihat hal-hal yang membuatnya terinspirasi atau mengena di hatinya.
"Tetapi orang itu memulainya tidak langsung besar, seperti peribahasa, sedikit sedikit menjadi bukit. Ketika terbiasa mengincar sesuatu yang besar, kemudian hal yang harus dilakukan banyak, bertumpuk, membutuhkan waktu. Sudah ah malas. Jadi, belum apa-apa sudah lemas duluan," tutur Nadya.
Dia menyarankan, Anda sebaiknya melakukan hal kecil dulu dari apa yang Anda sukai. Jelajahi lebih dalam hal yang Anda sukai itu, kembangkan dan bisa saja pada akhirnya mencapai titik yang inspirasional buat orang lain.
Hal senada diungkapkan traveler sekaligus Founder Taman Bacaan Pelangi, Nila Tanzil. Dia mengatakan, hal kecil yang dijalani secara terus menerus atau konsisten perlahan bisa menjadi besar.
"Aku selalu bilang mulailah dari hal yang kecil, lama-lama kalau kamu jalani secara persisten nanti akan menjadi besar. Sama seperti aku membuat Taman Bacaan Pelangi. Awalnya hanya perpustakaan kecil, bukunya hanya 200 judul buku. Sampai sekarang seperempat juta buku yang sudah disediakan di 131 perpustakaan," tutur dia dalam kesempatan yang sama.
Menurut Nadya, sebenarnya orang dewasa lebih mudah mengenali hobi karena memiliki kemampuan berpikir reflektif yakni bisa memaknai apa yang bisa dilakukan, tahu apa yang disukai dan tidak suka lalu mengevaluasi diri alasannya.
Baca juga: Sudah dewasa belum temukan minat? jangan sedih ini tips dari psikolog
Baca juga: Koleksi tas "branded", hobi sekaligus investasi
Baca juga: Darius Sinathrya punya hobi baru, "touring" naik motor
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020